Marore, kliktimur.com – Ketiadaan koneksitas jaringan telekomunikasi di Marore dan beberapa pulau terluar lintas batas, menyulitkan warga untuk berkomunikasi dengan dunia luar termasuk ke ibukota kabupaten kepulauan Sangihe.
Hal ini terungkap saat tatap muka masyarakat dengan Pj Bupati dr Rinny Tamuntuan, unsur Forkopimda, Ketua DPR Provinsi Sulut dr. Frasiscus Andi Silangen (FAS) dan Wakil DPRD Kabupaten Denny Roy Tampi (DRT) di salah satu gereja di Marore.
Masyarakat berharap jaringan telekomunikasi lewat ponsel sekiranya dapat dihadirkan untuk masyarakat Marore, juga pulau terluar lain yang hingga kini masih belum memiliki jaringan komunikasi yang kuat.
“Torang susah jaringan, dan ini yang membuat masyarakat disini terus terisolasi.” Tutur salah satu warga Marore.
Hal lain yang juga jadi problem masyarakat di lintas batas, ketika cuaca buruk atau kapal sedang bermasalah, lalu lambat untuk pengadaan alternatif penganti. Masyarakat hanya bisa pasrah, karena segala kebutuhan masyarakat, sulit didapatkan, sebagaimna belum lama ini sempat kekurangan kebutuhan pokok akibat lambatnya pengadaan kapal tol laut alternatif, ketika unit lain sedang dalam perbaikan.
Hal ini disikapi Pj Bupati dr Rinny, karena pada intinya apa yang menjadi kebutuhan dan harapan warga di lintas batas akan menjadi ‘PR’ bagi pemerintah terkait, soal jaringan komunikasi, disamping juga menyiasati langkah antisipasi, semacam gudang penyimpan bahan pokok sebagaimana ada di salah pulau lain, sehingga sewaktu waktu terjadi halangan, masyarakat Marore tetap miliki stok.
Pada kesempatan itu juga, Pj Bupati mengemukakan alternatif lain. Masyarakat dianjurkan untuk rajin menanam umbi umbian atau apa saja untuk menutupi kebutuhan jika ada halangan sewaktu waktu, apalagi krisis global, juga perlu ada pencanangan. Program ‘mahie mesuang’ (mari menanam), juga disarankan hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe termasuk mengelola pupuk dari sampah organik.***
Discover more from Kliktimur
Subscribe to get the latest posts sent to your email.