Tahuna, kliktimur.com
Kasus Raibnya uang miliaran di Bank SulutGo (BSG) Tahuna yang siap siap menindak tegas sejumlah oknum yang dicurigai terlibat, termasuk pimpinan cabang BSG Tahuna Damapoli, disikapi singkat Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Michael Thungari. Thungari saat ditemui media ini disela sela sela agenda silaturahmi dengan umat muslim Tabukan Utara mengatakan, dirinya akan bicara di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan digelar dalam waktu dekat. “Kami akan bicara di RUPS nanti, tunggu saja hasil evaluasinya, lagian persoalan itu sedang didalami.” Jelas Thungari.
RUPS lanjut Thungari, adalah forum tertinggi dalam perusahaan apa saja termasuk di BSG, yang merupakan forum pengambilan keputusan penting bagi pemegang saham. Di mana semua pemegang saham, dapat membahas laporan, mengevaluasi kinerja, dan menentukan arah perusahaan. Hal hal pripsipil untuk kemajuan suatu usaha, tentu akan di bahas dalam RUPS termasuk persoalan yang dihadapi BSG Cabang Tahuna bilamana itu terbukti.
Banyak kalangan menilai terkait Kasus yang akan menimbulkan preseden buruk terkait kepercayaan publik terhadap bank daerah satu satunya, jika pembobolan ini benar benar terjadi dan melibatkan sejumlah oknum karyawan atau siapa pun, perlu diberi sanksi tegas berupa pemecatan sekaligus proses hukum. Sudah jelas Pimpinan cabang harus diusul ganti dan proses bersama pihak pihak yang ikut andil.
Demi untuk mengembalikan nama baik BSG Tahuna, oknum oknum yang kemungkinan terlibat dalam kasus pembobolan uang miliaran di sejumlah ATM, jika terbukti, selain dicopot, juga harus diproses hukum. Banyak pihak juga meminta Bupati mendesak agar bunga bank daerah perlu ada penyesuaian dan di sarankan lebih rendah. Patokan bunga bank yang terlalu tinggi dan memberatkan nasabah yang rata rata ASN itu harus di evaluasi dalam RUPS.
Bank Sulut nilai banyak kalangan, menerapkan bunga tinggi, menyulitkan bagi ASN di Sulut termasuk di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Padahal itu bank daerah harus meringankan bukan sebaliknya mengeksploitasi ASN. Dibanding Bank Bank milik pemerintah lainya, justru penerapan bunga bank jauh lebih ringan. Disarankan agar Perlu ada ketentuan yang mengatur agar ASN tak mutlak harus di bank Sulut, termasuk Kabupaten kota, memberi ruang bagi bank lain agar ada keadilan dan menghindari monopoli.
Monopoli BSG yang sudah berjalan puluhan Tahun, tak baik untuk masyarakat Sulut termasuk Sangihe. Harusnya ASN bebas memilih bank pemerintah yang bunganya lebih ringan. Dominasi BSG didaerah sangat tak sehat karena cenderung memaksa harus ikut pembebanan sistem yang berlaku, tanpa diberi ruang memilih.
Hal prinsipil lain sebagaimana diskusi yang berkembang dalam Sangihe ‘mebaweke’, terkait keuntungan Bank daerah itu, apakah diarahkan untuk membantu kemajuan daerah? adakah keuntungan bank dibuka secara transparan, lalu dibahas dalam APBD setiap daerah dan menambah modal pembangunan? “Hal ini jadi tanda tanya dan kita akan dibahas lebih detail, kemana keuntungannya selama ini. Apakah mungkin dipakai habis memenuhi hasrat kenikmatan pihak pihak pengelola Bank.” Tanya Jurnalis yang juga personil tim Sangihe ‘mebaweke’ Tatande.
Editor : Meidi Pandean
Web : Yama.
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.