Tahuna, kliktimur.com – Bagaimana pun kita tetap patut berbangga dan mengapresiasi kepada semua pimpinan tanah tampungan lawo kurun waktu 15 tahun terakhir, silih berganti atau berjuang maksimal demi menjadikan Sangihe tetap eksis atau bertahan dalam segala urusan pelayanan kemasyarakatan. Namun, hanya seperti itukah situasi perjalanan pemerintahan yang silih berganti terus? DPRD yang sekadar memenuhi konstitusi sebagai alat kontrol, namun belum sama sekali capai hakikat keinginan publik yang sesungguhnya selain ciptakan pemborosan yang tak perlu.
“Hakikat kabupaten Kepulauan Sangihe menjadi kota industri perikanan dengan lapangan kerja yang besar, kunjungan wisata yang kian semarak, Income perkapita masyarakat yang terus menanjak, daya beli masyarakat yang terus membaik, plus pertumbuhan ekonomi nyata, itu dulu kita diskusikan.” Ujar Pemerhati Sosial masyarakat Drs Gabriel Mandiangan, saat bercakap cakap bersama media ini pekan lalu menyikapi moment Pilkada yang sudah di depan mata.
Pada ulasan ini (bagian 2), kita lebih mencermati bahkan memprediksi, siapa yang punya nyali, siapa yang kemungkinan berpotensi terusung. Tentu gambaran ini bukanlah sesuatu yang mutlak, namun itulah politik kadang dapat berubah tiba tiba, karena politik sifatnya sangat dinamis. Setelah membeberkan keadaan Sangihe dari waktu ke waktu, siapa siapa yang kemungkinan bernyali untuk naik pentas melanjutkan pembangunan kabupaten Kepulauan Sangihe 2024 menuju 5 Tahun yang akan datang?
Gambaran hasil Pemilu Legislatif 2024, lagi lagi jadi tolok ukur. Ada dua Parpol yang kemudian dinyatakan berhak mengusung Paslon sendiri tanpa kolaborasi. Yakni diantaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan perolehan kursi 6 personil. Yang kedua Pantai Nasional Demokrat (Nasdem) mencetak 5 anggota legislator. Sementara yang nyaris yaitu Partai Golkar mendulang 4 kursi. Dengan demikian ada 9 kursi lainnya yang menyebar ke sejumlah partai partai termasuk Gerindra, Demokrat, Perindo dan lain lain.
Secara gamblang dan wacana yang terus menyeruak ke publik sebulan terakhir, sejumlah kandidat mulai dielus. Kita mulai dari PDIP, ada beberapa yang kemudian dalam proses hitungan. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Hironimus Rompas Makagansa (HRM) dikabarkan ingin berselancar kembali. Namun dari kandang banteng sepertinya menunggu hasil rembuk internal karena Pj. Bupati Sangihe dr. Rinny Silangen Tamuntuan (RST) istri tercinta dari kader PDIP yang juga adalah ketua DPRD Sulut dr. Fransicus Andi Silangen (FAS) jadi alternatif dan bahkan siap di akomodir untuk naik pentas.
Selanjutnya dari Nasdem Sangihe sejumlah figur disebut sebut dipersiapkan yakni antara lain Paul Rizal Makagansa (RPM), Michael Thungari (MT) Srikandi Pontolawokang yang ketiganya berhasil masuk legislator produk pemilu 2024. Ketiga nama ini yang dielus elus.
Kabar terakhir Nasdem bakal mengusung sendiri kandidatnya dan memasangkan Thungari – Pontolawokang. Ada pula yang menyarankan Thungari – Makagansa. Tapi wacana yang cukup kencang, Nasdem sedang merumuskan Koalisi ke PDIP Memasangkan RST- MT. Ini dipastikan akan dibuka komunikasinya.
Sementara Partai Golkar dalam situasi ‘berkabung’ karena Ketua DPD 2 Jabes Ezar Gaghana (JEG) terukur minim dukungan menyusul tak berhasil masuk legislator, dikabarkan tetap akan diprioritaskan menuju pentas Pilkada Sangihe. Belum jelas pasangan dari JEG, namun ketua Gerindra Sangihe Ferdinan Mangungbahang (FM) disebut sebut akan siap disandingkan sekalipun FM juga belum beruntung merebut kursi ke DPRD Sulut.
Jika seandainya partai partai pemilik kursi sisa di DPRD terbuka komunikasinya, maka 9 suara minus PDIP, NASDEM, GOLKAR, bisa juga mengusung kandidat. Artinya ketika mereka miliki nyali, bisa juga merumuskan kandidat untuk naik pentas. Bercermin dari konstalasi Nasional, Gerindra bisa saja bergabung bersama GOLKAR, berhubung Golkar Sangihe harus mengadopsi satu Parpol untuk Bisa Mengusung kandidat.
Bila kita berandai andai dan dua Parpol yang berhak mengusung sendiri memilih tak kolaborasi, maka kemungkinan saja Paslon yang akan bertarung di pentas Pilkada Sangihe lebih dari dua pasangan. Contoh PDIP, Pasangan Calon (Paslon) dari internal. Jika HRM direstui maka bukan tidak mungkin HRM – Benhur Takasiang (BT). Atau HRM – Ferdi Sondakh (FS). Demikian halnya jika semua sepakat Olly Dondokambey merestui RST. Maka untuk mencari jalan tengah yang kondusif, bukan tidak mungkin RST- MDM. Atau RST- BT.
Demikian NASDEM Sangihe dalam kalkulasi suara signifikan jika memilih usung internal kader berkaca dari hasil Pileg Pasangan MT- Srikandi Pontolawokang, itu yang pernah diwacanakan. Atau MT- RPM. Ini semua tentu akan dikalkulasi matang internal NASDEM. Jika Golkar harus mengusung, maka harus kolaborasi Partai Gerindra, dan bukan tidak mungkin Paslon ketiga yang kemungkinan naik pentas dari partai Golkar akan teraklamasi JEG- FM. Bersambung…
Penulis/Editor : Meidi Pandean,SH
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.