TAHUNA,kliktimur.com
KEKUATIRAN masyarakat lingkar tambang terhadap rencana exploitasi yang lahir dari provokasi sekelompok pihak perlu diluruskan. Apalagi tambang yang akan di kelola secara profesional oleh PT. Tambang Mas Sangihe (PT. TMS) selain diijinkan oleh UUD, itu bagian dari memanfaatkan karunia Tuhan untuk kemakmuran rakyat setempat, daerah dan negara. Demikian disampaikan ketua DPC Kampak Mas Sangihe Alveri Hontong kepada kliktimur.com (13/08/2022).
Lebih jauh Alveri mengemukakan bahwa menjadi lucu, ketika karunia Tuhan bagi rakyat dikepulauan ini, saat ingin dikelola secara profesional, dihambat dengan alasan mengada ada. Provokasi agar kegiatan investasi Tambang di halangi sebagian masyarakat yang sudah terprovokasi itu sama halnya menghalangi karunia Tuhan sampai ketangan umat Manusia.
“Menakut nakuti rakyat dan mengajak membendung TMS, sama artinya menolak karunia Tuhan dan ini tindakan ceroboh dan kebodohan yang luar biasa.” tukasnya.
Yang punya kuasa dan otoritas menghukum Manusia, menenggelamkan daratan pulau bahkan benua sekalipun adalah kuasa Tuhan, dan kalian aktor provokasi lanjut Alveri sudah sangat keterlaluan.
“Kalian lihat sejarah tambang yang ada di belahan bumi manapun, sama sekali belum ada satupun tengelam, kalian membuat propaganda bohong. Sebab jika ada sejarah kelam pulau tengelam gara gara ditambang, mungkin tak akan pernah ada ijin keluar dari wakil Allah yakni pemerintah.” Tutur Alveri.
Lebih jauh Alveri mengemukakan, Kegaduhan yang diciptakan sekelompok pihak itu, jangan diterus teruskan dan kepada masyarakat untuk tetap tenang. Sebab jika Tuhan ingin, jangankan pulau, benua sekalipun tanpa ditambang, bisa tenggelam. Tambang tak hanya di Sangihe dan ini bukan yang pertama kali di Sulut. Kalian perlu gunakan pikiran jernih menyikapi hal ini apalagi di dunia kita hanya sementara, “Jangan ikut ikutan terprovokasi dan buat pemahaman keliru dari sekelompok pihak yang diduga kuat bersekutu dengan penambang liar .”ujarnya.

Kita, Ajak Alferi, harus merenung, berfikir jernih, betapa karunia Tuhan bagi umat Manusia termasuk di wilayah Sangihe adalah berkat sungguh luar biasa. Lalu ketika akan dimanfaatkan untuk kemaslahatan orang banyak oleh tambang profesional, dihalang halangi gunakan asumsi asumsi liar dan tak berdasar. “Kalian fikir Tuhan buta. Tuhan tak akan pernah menjebak umatnya. Lantas haruskah kekayaan alam yang diberikan sang Pencipta untuk bumi Sangihe dibiarkan begitu saja hingga kiamat? Dimana nalar kalian?” tutup Alveri.
Sebagaimana tertuang dalam kontrak karya (KK) yang dimiliki TMS, penambangan di lokasi yang ekonomis ditambang seluas 65,48 hektare itu dalam pengawasan ketat pemerintah. Tanggung jawab TMS tidaklah mudah, selain telah berkontribusi kepada negara triliunan rupiah sejak eksplorasi juga harus dapat mengembalikan posisi galian agar dapat berfungsi kembali sebagaimana biasa. “Reklamasi dan reboisasi ini harga mati akan dilakukan dengan efek positif lainnya kepada masyarakat lingkar tambang, masyarakat Sangihe dan juga Negara. Hal ini dibenarkan CEO PT .TMS Terry Filbert kepada sejumlah wartawan dalam banyak kesempatan.(meidipandean)
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.