Tahuna,kliktimur.com – Bercermin dari daerah yang juga miliki potensi kandungan emas ribuan triliun dipulau pulau kecil bagian timur Indonesia Maluku utara bahkan disemenanjung aceh, seharusnya Sangihe merekam jejak itu agar kemorosotan ekonomi kepulauan induk dapat dipulihkan ketika potensi tambang emas diletakan pada regulasi dan di olah secara proporsional. Peletakan pada aturan, intinya emas diangkat untuk kemakmuran seluruh rakyat di daerah, dengan catatan lakukan reboisasi lagi untuk pemulihan lingkungan.
Saat ini, ketika penambang profesional di usir sekalipun mereka miliki ijin kontrak karya, lalu ‘membiarkan’ penambang liar untuk meluluhlantakan lingkungan khususnya di Bowone tanah mahamu. Akibatnya, selain daerah tak mendapat apa apa, para pemain berseliweran merampok dengan cara ilegal. Apalagi pihak aparat yang diharapkan benar benar menegahkan aturan, reaksinya jauh panggang dari api.

“Tanpa menuduh, tapi ada apa jika tambang ilegal masih saja beroprasi ” Ujar sejumlah warga yang prihatin dengan gejolak tambang yang tak berkesudahan
Polemik tambang yang hingga kini belum tersolusikan, menurut tokoh senior yang sedang menikmati masa pensiunnya Cristofel Hangau dalam diskusi mencermati berbagai aksi terkait tambang selama ini, harus segera meletakan pengelolaan emas itu pada proporsi aturan sebagaimana sudah di berlakukan di daerah lain di Indonesia.
“Saya mencermati disela sela status pengelolaan tak jelas, ada kelompok tertentu, pada cari aman sambil melihat peluang untuk bisa bermain uang miliaran pasca hengkangnya PT TMS.”tutur Hangau.
Dia mengatakan, Sepanjang masalah tambang tidak diletakkan pada proporsi sesuai regulasi yang telah dipraktekkan diberbagai tempat, pasti akan memberikan peluang utk dimainkan. Mirisnya rakyat yang akan tersalib dan tersandera karena butuh makan. Diharapkan ada upaya dan pendekatan komprehensif dari berbagai pihak termasuk kementrian terkait sehingga implementasi peraturan perundang undangan tidak berbenturan apalagi dilemahkan.
Jika regulasinya di bentangkan secara tegas, maka dengan demikian, akan menutup celah terjadinya distorsi yang dimanfaatkan kelompok kepentingan.
“Dalam hal ini diperlukan kejujuran dari pihak instansi teknis dan pengambil kebijakan agar selaras kebijakan Pemerintah Pusat terkait penanganan tambang di Daerah. Sepanjang hal ini tidak diwujudkan, narasi yang disuarakan masyarakat tidak akan berhenti karena hanya menguntungkan para kelompok kepentingan saja.” Tegasnya.
Hangau lalu berharap agar pihak pihak yang cendrung menghalangi daerah ini jadi maju dari pemanfaatan sumber daya alam terutama emas, sedapat mungkin tidak lagi bereaksi banyak dan belajar dari kegaduhan ini. Dia menjajak berbagai pihak duduk satu meja, beri ruang kelompok, profesional mengelola kekayaan alam itu untuk kepentingan masyarakat secara merata. Dan stop berdalih menyelamatkan kerusakan lingkungan, justru yang melakukan itu adalah penambang liar.
PT TMS misalnya yang menemukan potensi itu saat explorasi, miliki ijin kontrak karya dari pusat, berpengalaman merebiosasi lingkungan, diusir, digugat dan dituding merusak lingkungan, padahal PT TMS belum sama sekali melakukan expoitasi.

“Ini dosa sangat besar yang mereka buat, lalu masyarakat sangihe dibiarkan tak maju maju dan semakin miskin.” Tutur politisi senior Jance Kahumata yang dari awal tak sependapat dengan kelompok yang mengatasnamakan pejuang lingkungan, atas nama ribuan rakyat, tapi, kelompok pejuang itu ketika bacaleg 2024, dukungan lenyap.
Ada yang lucu dari penolakan penolakan itu, seolah menolak pemberian berkat yang sesungguhnya sudah disediakan Tuhan untuk rakyat Sangihe. Oknum yang selama ini dengan gaya kedunguan, mengajak beberaoa rakyak untuk lakukan pengusiran terhadap pihak penambang profesional, tapi mereka tak mampu menolak tambang ilegal yang justru telah merusak lingkungan saat ini.

Dengan dalih menyelamatkan kerusakan lingkungan jika diserahkan ke penambang profesional, tapi membiarkan gunung tanah mahamu semakin porak poranda ditangan penambang ilegal. SSI Teriak teriak, Sangihe akan tenggelam, padahal Tuhan tidak salah meletakan kandungan emas itu untuk dikelola dan demi kemakmuran rakyat Sangihe. Mereka melawan dan seolah mereka lebih hebat dari Tuhan.
“Urusan kimat, urusan tenggelam itu urusan Tuhan bukan urusan oknum yang merasa hebat seolah memiliki kemahakuasaan” ujar Kahumata.
“Yang tau stel dengan segala kemampuan reboisasi untuk pemulihan lingkungan, diusir. Sebaliknya kelompok penambang manual yang hanya taunya merusak lingkungan tanpa pemulihan, hanya mencuri hasil untuk kelompok tertentu saja, tak memberikan kontribusi secara utuh kepada masyarakat dan daerah justru dibiarkan.”Ujar sejumlah pemerhati lingkungan lainnya sambil berujar berkat Tuhan untuk Sangihe diperhadapkan dengan hadirnya kelompok kelompok dungu, sehingga berkat Tuhan pun menjadi sulit dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.
Editor : MP
Web Editor : Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.