MANADO,kliktimur– Desakan mahasiswa yang bernaung dibawah Rumpun Pelajar Mahasiswa (RUPMAWI) kabupatenjJayawijaya cukup beralasan.
Kenapa tidak, tiga bagunan asrama yang ada di Manado dan Minahasa sekian tahun sudah dalam kondisi lapuk. Desakan ini juga tak lain untuk menyelamatkan aset Pemkab Jayawijaya yang tak layak huni.
Terutama di bilangan Sario berdekatan dengan kampus Unsrat telah ditinggalkan mahasiswa karena kondisinya parah. Selain atap sudah lapuk, hampir seluruh bagunan yang terbuat dari kayu itu perlu rehap total.
Ketua Rupmawi Agustinus Himan saat disambangi kliktimur,com mengemukakan bahwa usulan untuk perehapan bangunan itu, sudah dilayangkan ke pemkab Jayawijaya baik oleh pengurus yang lama maupun dirinya, tapi belum di sikapi pemkab setempat.
“Kami sudah mengusulkan tapi belum ada jawaban.” Jelas Agustinus (02/06).
Pembina pengarah Bartolomes juga mengatakan, bahwa hal ini sudah berulang ulang di layangkan. Tapi pemkab belum menjawab.
Disayangkan pula keberadaan wakil rakyat di Jayawijaya lanjut dia tak ada kepedulian sama sekali padahal itu juga sudah pernah di sampaikan ke wakil rakyat setempat.
Diakui sejumalah mahasiswa, bahwa aset aset pemkab ini sejak dibangun tidak ada upaya renovasi sama sekali. Itulah sebabnya kurang lebih tiga bangunan yang tersebar di Manado dan minahasa itu menjadi rusak tak terurus. Mengingat ini adalah aset daerah maka patut dipelihara.
Dari ketiga bagunan itu tak hanya konstruksi yang sudah lapuk, tapi seluruh sarana baik MCK jaringan air bersih termasuk penerangan PLN sudah tidak berfungsi lagi. Dampak dari persoalan ini sejumlah mahasiswa menjadi tergangu. Hal ini menjadi penting dilakukan agar aset aset tersebut sudah bisa manfaatkan lagi untuk menunjang proses perkuliahan.
“Kami sebagai generasi penerus Papua terutama di Jayawijaya sangat berharap kehadiran pemerintah, untuk melahirkan generasi Papua yang berdaya saing dan siap pakai untuk kemajuan Papua pada umumnnya.”
Selain ketiga bangunan yang sudah ditingalkan itu, ada juga asrama Papua yang terletak di Kleak, dibangun dan diresmikan tahun 2009 oleh bupati Wempi Wetipo saat aktif sebagai bupati setempat.
Bangun berlantai tiga ini juga perlu direhap dan pemda harus menyiapkan anggaran untuk pemeliharaan agar aset aset ini dapat berfungsi dengan baik.(gadiel)
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.