Wamena,Kliktimur.com
Guna melestarikan Bahasa Baliem sebagai jati diri warga Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, pemerintah daerah tersebut bekerjasama dengan Universitas Baliem (Uniba) akan melakukan penelitian gamifikasi multi-platform. Penelitian ini bertujuan menjadikan Bahasa Baliem (Inane Baliem) sebagai mata pelajaran muatan lokal (bahasa pengantar) di tingkat Sekolah Dasar.

Rektor Uniba Wamena, Marthen Medlama, S.Pd, M.Si mengatakan, pihaknya menyediakan aplikasi tersebut untuk membantu Pemda Jayawijaya melalui Bappeda dan Dinas Pendidikan sebagai leading sektor. “Hasil penelitian nanti bisa dijadikan muatan lokal di tingkat SD se-Kabupaten Jayawijaya sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran,” ujarnya.
Menurut Medlama, pembelajaran bahasa Baliem (Baliem Inane) tersebut nantinya, bukan hanya bisa diakses oleh peserta didik di tingkat dasar (SD), tapi bisa juga untuk peserta didik di tingkatan menengah, perguruan tinggi, dan bahkan masyarakat luas.
“Yang ada jaringan, semua warga Kabupaten Jayawijaya bisa men-download dan belajar Baliem Inane,” katanya usai menghadiri seminar tersebut di Wamena, Jumat (07/02-2025 lalu.
Ia mengatakan, Baliem Inane adalah milik semua warga Kabupaten Jayawijaya, sehingga siapa saja bisa belajar dan mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan Bahasa Baliem.
“Aplikasi ini tersedia dalam bentuk online dan google short. Itu berarti bahwa hasil dari penelitian tersebut akan menjadi sarana pembelajaran dan upaya pelestarian Bahasa Baliem,” tutur Medlama.
Sementara Pj. Bupati Jayawijaya diwakili Asisten I Setda Jayawijaya, Drs. Tinggal Wusono, MAP mengemukakan, Pemda ikut mendorong pembuatan aplikasi Baliem Inane tersebut sebagai bagian pengembangan dan pelestarian budaya dan Bahasa Baliem.
“Ke depannya, Pemda Jayawijaya berharap aplikasi tersebut terus dikembangkan, sehingga tidak saja hanya digunakan peserta di tingkat SD, tapi di tingkat SMP, SMA/SMK, perguruan tinggi dan masyarakat umum. Kita semua berharap, tingkat pemahaman anak-anak didik serta masyarakat kita terus meningkat,” ujarnya.
Pihaknya berharap, jika aplikasi tersebut sudah selesai dibuat, pihak Uniba diminta untuk segera menyerahkan pengelolaannya kepada Pemda setempat.
“Awalnya kita berikan prioritas kepada anak TK dan SD. Setelah itu baru pada jenjang pendidikan menengah, perguruan tinggi, dan masyarakat umum,” paparnya. (gadiel gombo)
editor: rans lupani
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.