Wamena, kliktimur.com — Sekretaris Daerah Provinsi Papua Pegunungan, Dr. Wasuok Siep, secara resmi membuka Reuni Akbar III Alumni Ikatan Mahasiswa Indonesia Irian Jaya di Sulawesi Utara (IMIRJA Sulut) se-Tanah Papua, Jumat (26 Juni 2025), di Hotel Baliem Pilarmo, Wamena. Acara yang digelar selama tiga hari ini (26–28 Juni 2025) mengangkat semangat persatuan dan kontribusi intelektual Papua terhadap keberlanjutan pembangunan di wilayah Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua.
Acara ini dihadiri oleh 263 alumni IMIRJA dari berbagai wilayah di Papua, serta sejumlah tokoh penting seperti Ketua Panitia Dr. Wim W. Wanimbo, Koordinator Lapangan Marthen Medlama, dan para tokoh masyarakat. Reuni ini tidak sekadar menjadi ajang temu kangen, tetapi juga dirangkai dengan seminar dan lokakarya bertema kebangsaan dan pembangunan daerah.
“Reuni ini harus menjadi forum refleksi, konsolidasi, dan penyusunan langkah konkret kontribusi alumni bagi pembangunan Papua,” tegas Sekda Wasuok Siep saat memberikan sambutan.
Persatuan dalam Keberagaman dan DOB Papua
Mengusung tema “Menjaga Keutuhan Persatuan dan Kesatuan Anak Bangsa dari Sorong sampai Merauke”, reuni ini menegaskan bahwa perbedaan administratif akibat pemekaran enam provinsi baru di Papua tidak boleh memecah semangat kebangsaan. Justru sebaliknya, pemekaran harus menjadi peluang untuk mempererat identitas kolektif Papua yang unik dalam suku, bahasa, dan budaya.
Panitia menekankan bahwa pembangunan di Papua tidak dapat hanya dibebankan kepada pemerintah, tetapi harus menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk diaspora intelektual Papua seperti alumni IMIRJA. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan dan sumber solusi untuk mengatasi tantangan pembangunan, baik di bidang pendidikan, kesehatan, tata kelola pemerintahan, maupun perlindungan masyarakat adat.
Reuni ini menjadi bukti konkret bahwa peran alumni di luar Papua tetap relevan dan strategis, terlebih dalam konteks Otonomi Khusus (Otsus) Jilid II yang kini tengah berjalan di Tanah Papua. Evaluasi atas pelaksanaan Otsus sebelumnya juga menjadi bahan refleksi penting dalam seminar yang berlangsung.
Membangun dari Dalam Hati, Berdasarkan Kearifan Lokal
Dalam sambutannya, Sekda Wasuok Siep menekankan bahwa keberhasilan pembangunan Papua tidak cukup hanya dengan pendekatan teknokratis dan anggaran, tetapi harus berangkat dari nilai-nilai kearifan lokal, akar budaya, dan suara masyarakat adat yang selama ini menjadi fondasi hidup orang Papua.
“Saat ini kita berada di fase baru: DOB dan Otsus Jilid II. Banyak pelajaran bisa kita petik dari masa lalu—dari tumpang tindih kebijakan hingga minimnya dampak pembangunan terhadap masyarakat adat. Maka, saatnya membangun dari dalam hati, dengan semangat bersatu, dan kolaboratif,” ujar Sekda.
Ia menyoroti pentingnya tiga pilar pembangunan di Papua, yakni: adat, agama, dan pemerintah, yang harus bersinergi dalam merancang kebijakan dan pelaksanaan pembangunan yang adil, manusiawi, dan bermartabat. Dalam visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan yang dikenal dengan akronim BERSINAR (Berdayasaing, Religius, Sinergis, Inovatif, Nyaman, Aman, Rahaja), kolaborasi dengan kelompok intelektual seperti IMIRJA menjadi sangat penting.
Kontribusi Alumni IMIRJA Sulut untuk Papua yang Lebih Baik
Alumni IMIRJA Sulut adalah mereka yang pernah menempuh pendidikan di Sulawesi Utara sejak masa Irian Jaya hingga Papua kini. Pengalaman merantau, belajar di luar daerah, serta interaksi lintas budaya memberi mereka wawasan dan kapasitas kepemimpinan yang dapat menjadi bekal dalam membangun daerah asal.
Menurut Dr. Wim W. Wanimbo, selaku Ketua Panitia, kegiatan ini menjadi wadah untuk mengintegrasikan pemikiran alumni dengan kebutuhan riil masyarakat Papua saat ini, sekaligus menyampaikan aspirasi terkait arah pembangunan DOB dan optimalisasi Otsus Jilid II.
“Alumni IMIRJA bukan hanya saksi sejarah perjuangan pendidikan anak Papua, tetapi juga bagian dari solusi masa depan Papua,” jelas Wanimbo.
Seminar yang digelar di sela-sela reuni membahas berbagai topik strategis, mulai dari reformasi kebijakan pendidikan Papua, peran pemuda dalam pemerintahan desa, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas. Diskusi ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang akan disampaikan kepada Gubernur dan DPRP Papua Pegunungan.
Melahirkan Gagasan Besar dari Rasa Cinta Tanah Air
Sekda Papua Pegunungan berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi tradisi tahunan sebagai ajang pemersatu alumni Papua dari seluruh penjuru Nusantara. Ia meyakini bahwa dari pertemuan seperti ini akan lahir gagasan-gagasan besar yang bersumber dari pengalaman, keprihatinan, dan kecintaan terhadap Tanah Papua.
Kegiatan reuni akbar ini juga menjadi momentum simbolik untuk menyatukan langkah membangun Papua dari dalam, serta memperkuat posisi anak muda Papua sebagai subjek, bukan objek pembangunan.(gadiel gombo)
editor: rans lupani
Web: Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.