Tahuna, kliktimur.com – Setelah hampir dua Tahun langkahnya di Tanah Tampungan Lawo sebagai Pj Sementara, dr Rinny Silangen Tamuntuan (RST) tak berlebihan jika dia disebut pemimpin daerah paling peduli menjawab aspirasi masyarakat kabupaten induk ini.
Siapa saja pasti sedikit merenung sekaligus merasa bangga mencermati sepak terjang seseorang yang dimandatkan Mendagri untuk mengisi sementara kekosongan pemerintahan pasca berakhirnya pemerintahan masa lalu JEG- HH, namun sentuhannya melahirkan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat kepulauan.

Mungkin tak berlebihan jika sekalipun masih banyak aspirasi masyarakat kabupaten Kepulauan Sangihe belum terjawab dari waktu ke waktu, namun kepedulian Srikandi yang bersuamikan putra Sangihe dr. Franciskus Andi Silangen ini cukup mengobati kerinduan masyarakat diberbagai wilayah tentang Sangihe lebih baik.
“Tak bermaksud melebih lebihkan, apalagi mungkin beliau bakal didaulat ikut ajang Pilkada beberapa bulan ke depan, tapi tak terbantahkan jika pejabat yang pemimpin Sangihe dengan waktu terbatas selaku pimpinan sementara, namun ketulusannya tak terbatas, menjawab seluruh aspirasi, dibuktikannya dengan senang hati.” Ujar pemerhati sosial Nusa Utara (Nustar) Drs. Gabriel Mandiangan saat menyikapi perkembangan Sangihe dua tahun terakhir.
Selain pelayanan publik dapat berlangsung dengan baik dan dua kali di apresiasi Evaluator provinsi dan pusat, lanjut Mandiangan, dirinya punya konsep berkesinambungan. Impiannya ingin menjadikan Sangihe miliki daya saing sangat besar. Tapi apalah arti sebuah ketulusan dan semangat kerja jika figur yang seharusnya dimandatkan lebih lama untuk menuangkan buah buah pikirannya agar Sangihe tak sekadar bertahan atau cenderung dimanfaatkan, harus dilepas karena batasan rekomendasi.

Kita di daerah lanjut Mandiangan, tak perlu membesar besarkan apa yang sudah dibuatnya selama memimpin, tapi satu persatu infrastruktur yang selama kurung waktu 10 Tahun cederung dibiarkan pemimpin devinitif masa lalu, dia berusaha jawab, dia berjuang, dia melobi tanpa mengenal waktu, lalu kemudian memperbaikinya dan itu benar benar nyata bukan isapan jenpol.
Bahkan ada bangunan infrastruktur yang sekadar hadirkan fee untuk kepentingan pribadi, bangunan mangrak, tak selesai, dan tak ada mudaratnya untuk rakyat, dia RST siap solusikan, dia ingin. memperbaikinya, dan itu mulai berproses bahkan sebagian sudah selesai. Tapi sangat disayangkan batasan pelaksana tugas, figur ini harus meninggalkan impiannya?
“Saya hanya sementara, kalu mungkin yang maha kuasa menghendaki juga masyarakat memberikan dorongan dan dukungan agar bisa punya waktu lebih lama, merancang bangun Sangihe secara jujur dan berkesinambungan, sebagai abdi masyarakat, bersama seluruh masyarakat kepulauan Sangihe, ayo kita berjuang bersama agar Sangihe benar benar bisa keluar dari ketertinggalan.” Ujar Ibu Rinny panggilan akrabnya dengan nada keharuan belum lama saat ditemui di rumah jabatan (Runjab) bupati Kepulauan Sangihe.

Yang menarik dan sangat menyentuh hati masyarakat selain bangunan sejumlah infrastruktur yang cenderung dibiarkan pasca bencana, satu persatu di tuntaskannya. Beberapa contoh saja Talut Tidore yang sebelumnya dibangun asal asalan dan menguntungkan pemangku kepentingan plus kontraktor, dipugarnya kembali dengan konstruksi yang lebih kokoh dan jujur untuk masyarakat Tidore.
Abrasi pantai Kalasuge yang sudah puluhan Tahun dibiarkan rawan dan menakutkan, dia sulap menjadi akses yang sangat ramah lingkungan bahkan kini jadi salah satu spot wisata yang digandrungi masyarakat Sangihe dari berbagai wilayah.

Belum lagi penantian panjang masyarakat Desa Mandoi, Birahi dan Kalagheng akhirnya terjawab setelah wanita bertangan dingin ini hadir membawa kabar gembira akan segara diperbaiki. Kurang lebih hampir 20 tahun masyarakat di tiga desa tersebut bergumul akan adanya perbaikan pada ruas jalan yang menjadi akses aktivitas warga setiap hari.
Jalan yang menghubungkan tiga desa yaitu Kalagheng, Birahi dan Mandoi memang sudah dalam keadaan rusak dan tidak layak di operasionalkan akan siap diperbaiki pemerintah daerah kerja sama dengan pemerintah provinsi.
Sejumlah masyarakat menuturkan bahwa sudah lama kerinduan perbaikan akses ini, tapi sayang, beberapa kali pergantian pimpinan di daerah akses Kalagheng-Birahi-Mandoi tidak pernah dipedulikan.

Pernyataan ini juga diperkuat oleh salah satu Tokoh masyarakat Desa Mandoi, yang menyatakan bilamana mereka terus mendoakan dan berharap suatu saat ada pimpinan daerah yang akan Tuhan kirim untuk memberikan kepedulian terhadap mereka, secara khusus dalam hal perbaikan akses jalan raya dimaksud.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.