Tahuna, kliktimur.com
Selain pemberantasan korupsi menjadi hal yang urgen diberantas di Sulut, keberadaaan kontraktor yang sering menunjukan kwalitas kerja yang buruk sedapat mungkin jangan dilibatkan atau dipercayakan ikut. Proyek terbaru dari Balai Sungai Sulut, yakni Talut pengaman pantai ratusan meter dengan pagu dana 18 miliar rupiah lebih, hasil akhirnya, tak berfungsi. Pengakuan masyarakat bahwa talut yang dikerjakan akhir Tahun 2024 kemarin itu, tak bermanfaat untuk pengaman pantai didaerah ini.

Cuaca tertentu menurut pemuka masyarakat di pemukiman Malebur kelurahan Santiago Abdurahman, terutama hujan deras, sering meluap dan masyarakat disibukan untuk mengeluarkan genangan banjir karena drainase di proyek yang hanya menunjukan papan proyek seminguan itu, bermasalah. Demikian Ombak besar kadang kadang melewati Talaut dan menerjang rumah penduduk.”Kalu hujan deras meluap di timbunan dan air tersumbat di drainase asal asalan, jika ombak besar, sering menerjang rumah penduduk.” Ujarnya saat ditemui di rumah kediaman Abdurahman.

Lebih jauh Abdurahman menjelaskan, bahwa pihak nya yang juga kepala lingkungan setempat sejak awal mengawasi pembangunan Talut tersebut. Bahkan sebagaimana kesepakatan dengan masyarakat, lebar Talut itu 14 meter dari batas tanah masyarakat. Tapi kontraktor atau pelaksana lapangan, hanya membangun kurang lebih 6 meter masuk ke pemukiman masyarakat. Patokan Talut itu lanjut dia, harusnya disejajarkan dengan Talut milik hotel Tahuna Beach, tapi dipaksakan masuk kedalam sehingga tidak sejajar.
Tak berfungsinya Talut pengaman pantai ratusan meter ini, menurut dia selain posisi talut terlalu rendah, batu border untuk pemecah ombak juga sedikit dan harusnya dibuat lebih lebar menjorok ke laut. Dia pridiksikan, bagunan ini tidak akan lama bertahan, apalagi di wilayah malebur berbeda tekanan ombak dibanding di Teluk Tahuna. Menanggapi kecerobohan kerja ini, ketua pemuda Pancasila Frangky Supit saat diminta tanggapan mendesak agar aparat hukum, turun kelapangan dan meneliti kembali bangunan yang dikerjakan asal asalan itu.
Frangki menganjurkan, Gubernur yang baru YSK harus benar benar menyeleksi kontraktor yang terkadang, punya kebiasaan menelan banyak untung, tanpa memperhatikan kwalitas kerja contoh pekerjaaan Talut diatas. Banyak proyek di Sulut menurut Frangky bermasalah dan kedepan harus diawasi ketat dan tak mengikutkan kontraktor yang gemar menyulap pekerjaaan.
Antara pengawas dan kontraktor sering tak lagi mengindahkan UU. “Bermain bersama dan menikmati bersama, itu yang terjadi selama ini sehingga untuk mencapai kualitas yang jujur dan sesuai, semakin sulit didapat. Semoga gubernur Yulius Selvanus Komling (YSK) memperbaiki mekanisme kerja dan menindak tegas para penyaplok uang negara terutama yang tersedot dipembangunan publik.” Tutup Frangky
Editor : MP
Web : Yama.
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.