TAHUNA, kliktimur.com – Kegaduhan yang lahir dari Pro -Kontra pengelolaan tambang emas Bowone kecamatan Tabukan tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu dibuka terang benderang. Pasalnya alasan kerusakan lingkungan dan menyumbat kehadiran PT Tambang Mas Sangihe (PT.TMS) hanya sebuah kamuflase kotor yang dilakoni sekelompok oknum yang sengaja memuluskan Penambang Tanpa Ijin (PETI) yang terus memporak porandakan lingkungan.
Sejumlah Sumber kuat menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan yang kian parah itu dilakukan PETI bukan PT.TMS. Penambang profesional berijin PT.TMS belum lakukan apa apa di Bowone, tapi yang diteriakan itu adalah PT. TMS.
Ketua DPC Kampak Mas Kabupaten Sangihe Alvery Hontong yang banyak mengetahui permainan kotor dibalik pengelolaan tambang mas tersebut kepada kliktimur.com (23/062022) mengemukakan bahwa di bukit itu ada dua kepentingan yang saling berebutan harta karun.
Kepentingan pertama yang sedang beroperasi tanpa ijin PETI yang membuat Bowone kini terubrak abrik, dan Kepentingan kedua PT TMS siap masuk dengan ijin tapi dihadang kelompok yang mengatasnamakan keselamatan lingkungan, meneriakkan keselamatan anak cucu, namun lain sisi membiarkan PETI terus beroperasi.
Hontong mengatakan jika perjuangan untuk menyelamatkan lingkungan itu berlaku jujur dan murni, seharusnya tidak tebang pilih, baik PT.TMS maupun PETI dihalangi dan diusir apalagi PETI yang sedang mengeruk Bowone termasuk menghadang PT TMS. TMS jadi kambing hitam harus diberhangus alasan keselamatan lingkungan, sementara kambing putih pemilik alat berat dibiarkan mengobrak abrik perut bukit bowone.
”Terus terang diduga banyak tangan kotor yang meneriakkan atas nama keselamatan lingkungan, tapi memuluskan PETI karena sesuatu dan lain hal.” Ungkapnya.
Disebut sebut pemilik PETI diduga main ciprat sana ciprat sini termasuk oknum pimpinan Jemaat sudah masuk angin dan buat penolakan terhadap PT.TMS. Tak terkecuali oknum wartawan juga ditawarkan upeti recehan, dan banyak lagi unsur yang terlibat aksi lindung hadang di kegaduhan ini karena membawa nikmat.
Sekali lagi jika mau jujur menurut Hontong, Polda Sulut bisa memerintakkan Kapolres kosongkan Bowone dan hentikan penggalian tanpa ijin yang terus melebar jika benar benar untuk menyelamatkan lingkungan.
“Jika hanya dibiarkan dan mengusir PT.TMS, ada apa ini sesungguhnya.” ujar Hontong.
Hal ini simple, jika semua mau jujur, tapi karena banyak tangan tangan kotor yang merasa nyaman dengan PETI, maka sandiwara kolosal itu terus berlangsung ditonton rakyat yang belum sadar telah dimanfaatkan melengkapi sandiwara mereka.
Komponen lain yang prihatin dengan sandiwara mengatasnamakan penyelamatan lingkungan itu, Keke Abram, menegaskan bahwa ada kebohongan teramat besar dibalik penghadangan PT.TMS.
Yang merusak lingkungan ungkap Keke, adalah PETI, tapi disayangkan pimpinan SSI dengan segala gerakannya, hanya menghadang satu pihak, kalu mau jujur hadang kedua belah pihak. Foto foto tanah yang rusak, perut bumi yang sudah robek terkoyak itu disebar luaskan, seolah olah dilakukan PT TMS padahal biang keroknya pemilik PETI, Bukan PT.TMS. TMS ungkap dia belum melakukan kegiatan sejengkal tanah apapun di Bowone.
”Bayangkan kebohongan ini berlangsung begitu dramatis, dan rakyat tak sadar sedang dihasut, perangi PT TMS, dengan alasan agar bumi Sangihe tak tenggelam, anak cucu aman dikemudian hari, sementara PETI yang juga perusak lingkungan tanpa ijin yang disebut sebut menjadi Sinterklas, dibiarkan beroperasi dengan alat beratnya.
Salah satu oknum yang di duga ambil untung dari sandiwara kolosal Mardi Posuma cs ketika dihubungi langsung menghindar. Padahal disebut sebut pengelola PETI yang dilindungi sekelompok pihak atas nama keselamatan lingkungan, belum lama memanen hasil kurang lebih 8 kilo emas murni.
“Persoalan ini tidak akan selesai karena banyak tangan kotor didalamnya berlagak penyelamat bumi padahal maling teriak maling” ungkap Keke yang siap menggunakan hak untuk melapor ke Gakum
Persoalanya, mereka juga tak membaca UU lingkungan secara lengkap tentang pemanfaatan pulau. Banyak yang buta, tapi berlaga kuasai UU, sambil teriak teriak usir PT.TMS, tapi membiarkan PETI beroperasi terus menerus.” ini benar benar Parah.” Tutup Keke.(meidipandean)
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.