Tahuna, kliktimur.com – Peristiwa unik sekaligus menegangkan bahkan sempat viral, terjadi kemarin di Sangihe yakni munculnya ikang berukuran besar menyerupai hiu atau mamalia paus mirip gorango bintang yang konon sangat ditakuti para nelayan persis di pantai Maselihe. Hal ini diketahui dari durasi video kemunculan mamalia tersebut oleh warga nelayan yang sempat diviralkan
Tampak dalam video, mamalia besar dengan jenis warna kulit putih berbintik hitam itu sempat bersahabat dengan sejumlah nelayan yang sedang beraktifitas di seputaran pantai Maselihi. tanpa rasa takut sejumlah nelayan di dua perahu didekati mamalia laut tersebut dan sempat disentuh oleh salah satu nelayan tanpa bereaksi dan hanya diam
Video berdurasi sekian menit itu cukup menegangkan, apalagi tubuh ikang yang besar muncul sangat dekat di dua perahu nelayan. Menurut informasi yang dirangkum media ini, mamalia yang sering mengapung itu tidak berbahaya. Kadang mendekat keperahu nelayan tanpa bereaksi.
Negeri kepulauan Sangihe ini memang penuh dengan cerita-cerita yang menarik. Salah satunya mengenai sejarah pantai dimana ikang paus itu sering muncul yakni Maselihe. Konon ada sebuah kerajaan yang tengelam dilaut tersebut akibat lahar Gunung api awu. Catatan sejarah ini menurut sejumlah referensi, masih misteri dan belum ada yang bisa mengungkapnya secara detail bahkan masih simpang siur.
Panorama yang ada disekitar pantai memang memanjakan mata. Bahkan, banyak wisatawan mancanegara yang mencoba datang dan menikmati semua keindahan ini. Hanya saja, belum mendapat perhatian serius. Padahal potensi alamnya benar-benar luar biasa.
Kerajaan Maselihe
Cerita bersejarah tentang Maselihe dimulai dari sebuah kerajaan Kendahe yang memiliki raja bernama Raja Sjam Sjah Alam (Samansialang) Diceritakan penduduk sekitar, raja ini sangat baik hati Karena, kebaikannya inilah membuat namanya dikenal dimana-mana. Konon, memerintah pada tahun 1685 – 1711.
Ditangan beliau pulalah, kerajaan Kendahe ini katanya hancur dan runtuh jatuh ke dasar laut. Hampir semua bangunan dan inventaris kerajaan, berupa mahkota emas hingga perhiasan juga jatuh kelaut yang konon dikenal miliki Arus kencang atau bahasa daerah Sangihe Maselihe.
Sayangnya, Maselihe tidak memiliki bibir pantai seperti lainnya. Sehingga, masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Patahan Maselihe. Rupanya tidak semua masyarakat di kerajaan tersebut ikut hanyut. Melainkan masih ada beberapa yang selamat.
Hanya saja mereka yang selamat memutuskan untuk pergi dari wilayah Sangihe. Mereka membentuk suku baru bernama Bantik yang melanglang buana ke wilayah Bolaang Mongondow, Talaud, Toli-Toli, hingga menjadi suku asli wilayah Manado.
Dari segi bahasa adat istiadat dan budaya masih sama. Bila kamu punya saudara suku Bantik. Cobalah untuk bicara dengan bahasa Bantik. Coba dengarkan dengan seksama pasti sangat persis dengan bahasa orang Sangihe.
Ada beberapa cerita berkembang sebab runtuhnya kerajaan ini dikarenakan letusan maha dahsyat dari Gunung Awu. Konon, dahsyatnya letusan ini, mengakibatkan angin puting beliung, serta tsunami yang dahsyat hingga menenggelamkan daratan yang ada.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.