Mambrano, kliktimur.com-Kegetiran hidup yang dialami salah seorang anak Papua bernama lengkap Teminur Wandikbo yang lahir di Kampung Wurigelebur Kabupaten Mambrano tengah cukup mengharukan.
Betapa tidak, sejak usia 20 Tahun, setelah kehilangan orang tua perempuan, hidupnya menjadi terlunta dan didera berbagai kesulitan, apalagi bapak kandungnnya telah beristri lagi. Dia pun jadi terlantar.
Sekitar 2O17 dalam posisi sulit, dirinya mengadu nasib ke Manado dengan impian bisa bekerja dan menempu kulia untuk mengapai Sarjana.
Keadaan semakin tak pasti, di Manado belum mendapat pekerjaan. Sedikit bantuan keluarganya, dia mencoba masuk Politeknik Negeri Manado. Tapi sayang, karena keterbatasan dana, tak lebih dari Setahun dia berhenti kulia. Dengan keadaan yang sulit dia kembali ke Papua Barat yakni Kota Sorong.
Dikota Sorong keadaan hidupnya tak jauh Berbeda dengan di Manado. dalam posisi terpuruk, untuk mempertahankan hidup, akhirnnya dia menerima pekerjaan sebagai Penggali kuburan. Banyak kisah yang dialami saat menekuni pekerjaan yang sama sekali tak pernah terlintas dibenaknya. Tapi apa boleh buat pria jangkung ini bekerja setiap masuk orderan untuk menggali kubur.
Awal itu lanjut Wandikbo dirinya kadang merinding karena dirinya dan temanya harus bekerja ditengah kuburan yang sedikit jauh dari perkampungan. “Kadang saya dan temanya menahan rasa takut ditengah kesenyapan, ada bunyi bunyian tak lazim, tapi apa boleh buat, kami kerja untuk bertahan hidup. Setiap mendengar lonceng kematian orderan mengali kuburan pasti akan ada kematian. Bagi orang lain isak tangis dan kesedihan, tapi berkat buat saya dan teman pengali kuburan., “kisahnya.
Berkat dari pekerjaan mengali lubang mayat di Sorong, dirinya berupaya untuk bisa kulia lagi di salah satu Universitas di Sorong agar mimpinya jadi seorang Sarjana bisa diwujutkan. Sempat beberapa saat kulia hingga pertengahan semester, tapi sayang untuk yang kedua kali pria pendiam ini kandas lagi dibngku kulia.
Situasi hidupnya yang serba tak menentu di Papua Barat tersebut, awal 2021 dirinya memberanikan diri untuk kembali lagi ke Manado tanpa tujuan yang jelas. Lewat bantuan kaka kandung yang kebetulan sudah bekerja, Wandikbo bersama temanya sama sama dari Timur, mencoba konsultasi untuk meneruskan kulia jurusan pertanian di universitas Nusantara Manado.
Upaya mereka berhasil bahkan di terima untuk meneruskan dari sementer pertengahan hingga akhir. Pada hari ini, Wendikbo bersama sahabatnya Wenas Gombo resmi bisa ikut ujian proposal yang akan dilanjutkan dengan ujian skripsi dan komprehensif. Saat ditemui kliktimur, dirinya sangat senang bisa sampai pada posisi saat ini. Yang artinya lanjut dia, impian dirinya bisa jadi sarjana akan segera terwujut. ” Saya senang bisa mencapai tingkat akhir hingga pada titik ini. ini semua karena kemurahan Tuhan.”tutupnya sembari menambahkan bahwa hidup ini penuh perjuangan dirinya anak miskin, tapi dengan tekat kuat tanpa menyerah bisa mengapai impiannya.(meidipandean)
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.