TAHUNA-Kliktimur.com – Sejumlah parpol peserta Pemilihan Legislatif (Pileg) khususnya di kabupaten Kepulauan Sangihe yang tak seberuntung PDIP dan Nasdem yakni Partai Demokrat, Gerindra, Hanura, Perindo dan lain lain, dikabarkan lebih ke sikap menyesuaikan, alias menunggu ajakan untuk disanding masuk kategori cawabup.
Memang hasil Pileg yang barusan ditetapkan unsur penyelenggara Pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sangihe, sangat berpengaruh pada sikap parpol. Dengan hanya mengoleksi 1 atau 2 kursi, diibaratkan hanya sebagai pelengkap, wujud manfaatnya tak miliki greget, kecuali mereka bisa menyatukan langkah yakni koalisi.
Sebagian kalangan menilai sejumlah partai penjemput kursi terakhir ke DPRD, setelah melihat hasil perolehannya, menjadi ciut alias kehilangan nyali, apalagi bicara untuk merebut kursi panas bupati dan wakil Bupati. Itulah sebabnya mereka lebih memilih menunggu ajakan dari parpol yang berhak mengusung atau ingin berkolaborasi.
Dari kaca mata media ini, ada semacam kesulitan yang tercipta karena dua parpol yang berhak mengusung Paslon, tak tergabung dengan koalisi gemuk pragib. Itulah sebabnya, koalisi yang dibangun dari hulu yakni Jakarta tempat dimana induk partai berdiri, kadang sulit dicerna didaerah karena berlainan situasi dan kondisi
Contoh di Sangihe sejumlah parpol yang seharusnya tak keder mencermati peluang, terlebih Partai Gerindra sebagai pemenang pilpres, selanjutnya partai Golkar, Demokrat dan lain lain, seolah tak miliki kekuatan dan bahkan seperti kehilangan akal, alias pasrah menunggu tumpangan menuju pentas. Hal ini tak ditepis Ketua Gerindra Sangihe Ferdinan Mangumbahang kepada media. Yang mana dia menyatakan dengan kondisi yang ada, mereka menunggu saja ajakan untuk posisi papan dua.
Memang menjadi serba salah. Jika pun dipaksakan harus ikut arahan pusat, tinggal di combine, seperti apa rumusannya. Yang pasti, tak mungkin Gerindra didaerah ini memaksakan kehendak. Ataupun jika merapat ke Partai Golkar dengan dalih Golkar mantan pemenang, atau pimpinannya Jabes Ezar Gaghana (JEG) adalah figur yang pernah berkuasa, ini tentu perlu rumusan lebih detail. Apalagi pasca Pileg, partai partai yang siap goyang gemoy dipanggung kampanye pilkada Sangihe rata rata, tak cukup energi meniru lenggak lenggok Prabowo.
Lantas bagaimana sebaiknya agar tetap mampu memberi warna pada pilkada nanti? Partai partai ini segera urung rembuk karena mereka memiliki kurang lebih 9 kursi di DPRD bila dilebur, termasuk Partai Golkar. “Menurut analisa saya, masih ada jalan menghantar itu. Akan tetapi butuh amunisi besar dan nyali besar agar tari tarian itu menggema disangihe.” Sebut Pengamat lokal Sangihe Jance Kahumata sambil melempar senyum khasnya.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.