Tahuna,kliktimur.com
Suasana menegangkan hampir terjadi di semua wilayah RI yang melaksanakan pilkada serentak. Terlebih Jelang Pencoblosan, provinsi Sulawesi Utara, tak terkecuali juga kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro. Hasil pemantauan media ini seminggu terahkir khususnya ditanah Tampungang Lawo, keempat kandidat masing masing Paslon (1) Jabes Ezar Gaghana – Patras Madonsa (2) Michael Thungari – Tendris Bulahari, (3) Rinny Tamuntuan – Mario Seliang, (4) Hendrik Manosso – Remran Sinadia, telah menunjukan aksinya.
Hal ini tampak setelah melewati giat sosialisasi kampanye terbatas, debat kandidat, kampanye umum, dapat diambil kesimpulan sementara, Pasangan Calon (Paslon) mana benar benar siap menjemput kemenangan. Sekalipun tumpukan massa pendukung selang dua bulan terahkir diberbagai kegiatan sosialisasi plus kampanye umum menunjukan kekuatan absolut, tak serta merta jadi tolok ukur kekuatan paslon. Akan tetapi, salah satu gambaran menunjukkan, Paslon mana yang benar benar siap, itu tergambar dari pembludakan massa pendukung seperti Tuari memenuhi seantero Boulevard Tahuna dan seluruh emperan toko Sabtu (23/10/2024).
Diskusi terbatas dari sejumlah elemen yang dipandu media ini, memunculkan beragam analisis termasuk memberi tanggapan soal kampanye umum yang bisa menghadirkan belasan bahkan puluhan ribu massa. Hal itu menurut salah satu peserta diskusi Lucky, karena di dukung oleh banyak faktor. Faktor utamanya miliki kesiapan akomodasi, yang bisa menghantar pergerakan masa dari wilayah wilayah ke lokasi kampanye.
Terkait kesiapan akomodasi yang memadai itu tentu harus ditunjang dengan tim kerja lapangan atau koordinator yang sigap dan dibekali dana yang cukup, baik itu elemen pengurus partai di wilayah maupun tim independen yang melengkapi pergerakan dilapangan. Sebab dukungan sebanyak apapun, tanpa ditunjang dengan akomodasi yang siap, kerumunan massa dengan jumlah yang besar akan sulit di wujudkan.
Berkaca dari beberapa rekam jejak kampanye pada pilkada sebelumnya, akomodasi tersedia cukup, Finansial Paslon memadai, terbukti mampu menunjukan powernya. Tak memenuhi itu power sulit ditunjukkan. Faktor kedua kesiapan finansial yang sudah bukan rahasia lagi, bahwa menghadirkan masa itu juga tergantung finansial, Mungkin tidak semua, karena ada yang spontan, namun kebanyakan ajang kampanye dan Pembludakan massa itu biasanya karena ada pengantian uang saku.” Biasanya begitu.” Ujarnya.
Itulah sebabnya lanjut elemen masyarakat pengusaha ini, pembludakan masa kampanye itu belum murni berprilaku memilih. “Kita tengok saja sekalipun pada suasana yang jauh berbeda, pilkada 2017 Massa PDIP contoh saja, hampir memenuhi kota Tahuna, Lapangan Gesit dan boulevard berdesakan, tapi pencoblosan mengalami kekalahan telak. Padahal ketika itu PDIP penguasa Republik dan Sulut masih di tangan partai besutan Megawati.
Keyakinan banyak pihak bahwa kali kedua ini PDIP diprediksi kalah telak oleh rival terberatnya Paslon Michael Thungari – Tendris Bulahari yang masanya berkali lipat dibanding PDIP. Sebab dengan massa pendukung yang hanya memenuhi bagian depan ex pasar ikang tua Tahuna, perkiraaan intelejen tak lebih dari 12 ribu, bukan jaminan karena pemilih didaerah yang kemungkinan datang ke TPS berjumlah 85 ribu. Apalagi kuasa kini sudah berali ke Tangan Prabowo Subianto yang gemar berkoalisi termasuk kolasi Gerindra – Nasdem Sulut.
Indikator lain dan kenapa hanya dua Paslon yang jadi perbincangan hangat akan bersaing ketat, karena dua Paslon yakni Tuari dan Tamang yang paling ramai mengelar kegiatan sosialisasi. Dibanding dua Paslon yang sebetulnya terkoneksi langsung dengan presiden terpilih RI Menggana, Menadia, tapi banyak kalangan nilai kesiapan infrastruktur pemenangan lemah. Lantas Paslon mana yang diprediksikan bakal jadi pemenang pada kali ini? menyusul PDIP sebagaimana sebut sejumlah pengamat lokal Sangihe secara resmi sudah berstatus sebagai oposisi pemerintah pusat
Menjadi sangat keliru, jika kabupaten ini, sangat membutuhkan sentuhan khusus dari pemerintah yang berkuasa saat ini, lalu masyarakat didaerah digiring untuk memilih kandidat yang lahir dari partai Oposisi dengan pemerintah, pasti sangat riskan. “Ini sebuah kebodohan yang fatal. Sebab, jangan karena mempertahankan idealisme partai, lalu masyarakat disertakan ikut barisan oposisi, akan sangat merugikan daerah dan masyarakat. Terlebih Calon Bupatinya, bukan anak daerah, secara langsung menyepelekan regenerasi Tampungan lawo yang sangat siap.
Paslon Tuari lanjut Lexi Rakinaung adalah alternatif terahkir harus dimenangkan, selain akan terkoneksi dengan pemerintah pusat, dukungannya hampir merata di kepulauan Sangihe, juga telah mewakili utusan putra daerah yang lahir dan besar di tanah adat Sangihe. “Kami berkeyakinan, masyarakat Sangihe tidak terpengaruh dan memilih Paslon yang bukan representasi ana u wanua (anak tanah Sangihe) Tuari, selamat memimpin, Tuhan menyertai kalian. “Kunci Para peserta diskusi lainnya.
Editor : Meidi Pandean, SH
Web : Yamamoto
Discover more from Kliktimur
Subscribe to get the latest posts sent to your email.