Wamena, Kliktimur.com
Berdasarkan data year on year (Y on Y), inflasi di Provinsi Papua Pegunungan berada pada angka 7,99 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi se-Indonesia dalam kurun waktu setahun dengan indikasi harga konsumen (IHK) sebesar 115,17.
Hal ini terjadi akibat kenaikan indeks kelompok pengeluaran pada makanan, minuman, dan tembakau sebesar 16,73 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,33 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,21 persen, kesehatan 2,64 persen.

Kelompok transportasi 2,68 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 6,83 persen, pendidikan 3,15 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,37 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, masing-masing perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 11,76 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,08 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,09 persen.
Tingkat inflasi mont to mont (M to M) sebesar 2,78 persen dan tingkat inflasi year to date (Y to D) sebesar 301 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Pegunungan, Arthur Ludwig Purmiasa, SP menjelaskan, IHK menurut kelompok perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2025 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan di tingkat kabupaten, IHK Provinsi Papua Pegunungan sebesar 7,99 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 106,65 pada Februari 1024 menjadi 115,17 pada Februari 2025.
Tingkat inflasi M to M 2,78 persen dan Y to D 3,01 persen.
Inflasi Y to Y terjadi karena naiknya indeks sejumlah kelompok pengeluaran berupa bahan makanan, minuman, tembakau kebutuhan sandang, kesehatan, transportasi, rekreasi, olahraga dan budaya.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap deflasi Y on Y adalah tarif listrik, bahan makanan, bumbu, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Komoditas yang dominan sumbangan inflasi M to M antara lain sayur-sayuran dan bumbu dapur.
Komoditas yang memberi andil deflasi M to M adalah bumbu dapur dan rempah-rempah. Komoditas yang memberi andil deflasi Y to Y adalah bahan bangunan. Komoditas yang memberi andil inflasi Y to Y bahan bangunan jenis papan dan tukang bulan mandor.
Subkelompok yang mengalami inflasi Y to Y tertinggi adalah jasa rawat inap, sedangkan terendah obat-obatan dan produk kesehatan.
Sementara kelompok transportasi mengalami inflasi Y to Y 2,68 persen. Jasa angkutan penumpang umum 5,38 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi Y to Y sebesar 0,08 persen.
Komunikasi dan jasa keuangan juga mengalami deflasi. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami mengalami inflasi. Kelompok pendidikan mengalami inflasi. Penyediaan makanan dan minuman mengalami inflasi Y on Y. Perawatan dan jasa lainnya deflasi Y to Y.
Sedangkan perbandingan inflasi Y to Y 7,99 persen, Y to D 3,01 persen, inflasi Y to Y Februari 2024 sebesar 2,87 persen, sedangkan inflasi Y to D Februari 2024 sebesar 0,51 persen. (gadiel gombo)
editor: rans lupani
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.