Tahuna, kliktimur.com – Tak kurang dari tiga pembangunan penting di Kabupaten Kepulauan Sangihe bermasalah. Selain belum bisa difungsikan, juga sulit di lanjutkan akibat perencanaan awal yang tidak matang.
Padahal sudah menghabiskan puluhan miliar. Ketiga bangunan tersebut itu antara lain Asrama Mahasiswa Sangihe di Tondano, GOR Manente dan Pasar di Tabukan Utara.
Info yang dirangkum kliktimur.com menyebutkan, bangunan yang rata rata sudah 40an persen pengerjaannya itu ditengarai salah perencanaan dan diduga hanya untuk memenuhi hasrat pimpinan daerah saat itu.
Disebut sebut hanya diambil ‘fee’, lalu tak dipikirkan kelanjutannya hingga masuk kategori proyek mangkrak. Tokoh Pemerhati di Kota Tahuna, Drs. Gabriel Mandiangan menegaskan, agar keterlantaran tiga pembangunan tersebut perlu didalami, karena menimbulkan kerugian puluhan miliar.
“Jaksa di daerah jangan diam dan segera turun menelusuri pembangunan yang disiasati beberapa tahun belakangan.” tegas Mandiangan.
Penjabat Bupati Sangihe dr. Rinny Tamuntuan usai melihat langsung bangunan Asrama Mahasiswa di Tondano, menyesalkan hal tersebut tak direncanakan matang, terutama soal Asrama Mahasiswa Sangihe di Tondano.
Seharusnya perencanaannya disesuaikan dengan anggaran yang ada. Hampir tiga miliar terkuras untuk bangunan yang hingga kini tak jelas pemanfaatannya.
“Harusnya kesiapan dana tiga miliar lebih itu, termasuk pembebasan lahan, sudah bisa disiasati bangunan selantai sehingga lebih mudah diselesaikan dan sudah bisa ditempati,” ujarnya dengan nada kecewa.
Juga bangunan GOR di Kelurahan Manente yang mangrak, sekalipun sudah menghabiskan dana tak kurang dari 15 miliar.
Sebagaimana informasi lain, hampir sama kejadiannya dengan Asrama Mahasiawa di Tondano. Sekalipun bangunan GOR itu diadakan untuk mengejar dana DAK 2019 yang nyaris mubasir, harus direncanakan dengan akal sehat, niat baik dan terukur tanpa memberi alasan karena covid.
“15 miliar hanya untuk konstruksi GOR yang masih telanjang. Ini sebuah keteledoran yang sangat merugikan masyarakat dan negara. Persoalannya, bangunan yang disebut sebut masih membutuhkan ratusan miliar untuk penyelesaian hingga tuntas itu, sudah lama ditelantarkan dan karena belum punya atap, dipastikan konstruksi besinya sudah mulai lapuk alias berkarat dan harus dibongkar lagi jika ingin diteruskan.” ujar sumber yang mengetahui persis bahwa lahan yang dimanfaatkan untuk pembangunan GOR tersebut masih dalam perselisihan berbagai pihak.
Begitu juga bangunan terminal dan pasar di Tabukan Utara mengalami hal serupa. Sulit untuk dilanjutkan pembangunannya karena diakui Pemkab Sangihe, sudah digaris merah oleh pusat karena proyek itu ditengarai tak memenuhi unsur kelayakan juga adanya keterlambatan administrasi.
Penulis / Editor : Meidi Pandean,SH
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.