Tahuna, Kliktimur.com – Anggaran ratusan juta untuk menunjang pariwisata di kabupaten Kepulaun Sangihe khususnya di pulau Para Lele Nitu kecamatan Tatoareng yang digelontorkan kementerian desa tahun 2023 lalu, tampaknya perlu di telusuri.
Betapa tidak, realisasi kerja dari dana sebesar 400 juta rupiah, yang di swakelolakan kepada Kapitalaung dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), diduga dimainkan dan hanya bisa menyelesaikan satu unit homestay, satu kasebo plus MCK. Penelusuran media kliktimur.com, belum lama, bangunan home stay hasilnya selain memprihatinkan, juga asal jadi. Dinding papan bolong dan selasar yang tampak tak terurus termasuk ketersediaan air bersih yang hanya di sulap saat peresmian.
“Bagaimana mungkin pagu dana 400 jutaan, hasilnya hanya 1 unit bangunan kayu ukuran sangat kecil, kasebo asal asalan dan MCK belum layak pakai menyusul tak tersedia air bersih.” ungkap pemerhati lingkungan Nusa Utara (Nustar) Drs. Gabriel Mandiangan sembari menambahkan bahwa proses kerja penunjang pariwisata daerah itu perlu diusut.
Mandiangan menegaskan, pihak aparat kejaksaan yang baru berganti pimpinan, harus menunjukan ketajaman untuk menyelamatkan uang negara yang hanya di mainkan dengan bebas oleh oknum oknum pengelola yang tidak jujur dan tidak bertanggung jawab.
“Kami mendesak agar Kajari Tahuna jangan hanya berpangku tangan, dan harus segera mengutus tim untuk mempelajari dugaan kesengajaan kerja homestay yang hingga kini terkesan dibiarkan begitu saja.” Desak Mandiangan.
Pj. Bupati dr Rinny Silangen Tamuntuan (RST) saat dihubungi belum lama ikut prihatin jika penyelesaian fasilitas penunjang pariwisata di pulau Nitu belum memuskan.
“Saya akan mendesak pihak mengelola harus bertangungjawab” ujar RST.
Info terakhir dari sejumlah sumber menyebutkan, seminggu setelah peresmian, ada beberapa pekerja, secara diam diam memperbaiki sebagian bangunan yang di sorot publik itu.
“Hal itu terjadi seminggu setelah peresmian dilakukan.” Ujar Masyarakat setempat.
Pengelola yang juga Kapitlaung Kampung Para Lele Elengkey Nesar saat dihubungi langsung berkelit dan menghindar.
“Soal itu silakan tanya ke Kadis PMD karena mereka terkait Pengawasan.” Ujar Nesar.
Belajar dari berbagai persoalan didaerah ini, lima tahun terakhir, kepemimpinn terdahulu, terlalu banyak bangunan bantuan pemerintah yang tak dapat diselesaikan sesuai harapan. Pasar Naha misalnya, akhirnya terbengkalai, dan tak bisa dilanjutkan, karena sulit di mohonkan kembali anggaran lanjut jika tahap awal tak dilakukan sesuai peruntukannya.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.