Tahuna, Kliktimur.com
Banjir bandang kampung Laine yang terjadi beberapa tahun belakagan saat hujan deras turun, sepertinya mulai disadari sejumlah tetua kampung Manganitu Selatan.Pendangkalan hilir akibat aksi tambang rakyat dihulu yang sempat terjadi antara tahun 1994 hingga 1998 di tengara merupakan penyebab
Tonny Lontoh warga kampung Laine saat dimintai pendapat, mengemukakan bahwa sebelum ada kegiatan tambang, kampung Laine sekalipun hujan deras seharian, tetap aman aman saja dari terjangn banjir. “Saya perhatikan setelah kegiatan tambang rakyat itu, beberapa tahun kemudian genagan air dikampung Laine ketika hujan, mulai terjadi.”ungkap Tonny.
Apalagi lanjut pria pedagang itu, bekas tambang di Lendongan Tompohe persisnya sekitar DAS di hulu, hanya dibiarkan saja. Sungai sepanjang lebih dari 5 kilo meter, menurut dia sudah melebar tak karuan dan dipenuhi lubang lubang bekas galian.
Memasuki era 2000an, kondisi kampung ketika hujan mulai tak terkendali. bahkan beberapa tahun terahkir saat penghujan, kampung ini beberapa kali tenggelam. “Dulu nda begini, skarang hujan lebat beberapa jam saja, luapan air hujan merembes ke kampung seperti terjadi skarang.” Tutur Tonny.
Pj. Bupati kabupaten kepulauan Sangihe dr. Rinny Silangen Tamuntuan (RST) disela sela kegiatan pemulihan akibat banjir bandang kampung Laine, yang terjadi dua hari kemarin, mengakui sedang mengidentifikasi muasal banjir bandang yang menenggelamkan pemukiman ratusan KK dikmpung ini.
Ini juga akan dipikirkan pemerintah daerah yang akan segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi Sulut agar dapat menyiasasi kegiatan normalisasi DAS disekitar kampung Laine terutama diwilayah hulu Lendongan Tompohe yang sudah terjadi pendangkalan atau sedimentasi yang sangat parah akibat kegiatan tambang rakyat beberapa tahun silam.
Terpantau dilapangan, kampung Laine berdiri dikelilingi hutan mangrov, bahkan kampung ini dianggap sangat rendah, karena dari dulu, ketika terjadi air pasang, pasar tradisional Laine atau pemukiman berdekatan dengan rawa mangrov, sering terendam. Sejumlah pemuka agama dan tokoh tokoh tua kampung tersebut mengakui hal itu.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.