Kebutuhan dasar masyarakat terhadap ketersediaan listrik yang memadai atau surplus adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Jangankan untuk melengkapi kegiatan keseharian atau menunjang perkembangan teknologi kekinian, listrik boleh dikata nafas kedua setelah kehidupan ciptaan yang maha Kuasa.
Hampir pasti pergerakan manusia tak akan lengkap ketika ketersediaan listrik kurang memadai atau tak berjalan seiring tetak jantung. Contoh kehadiran ponsel yang sudah menjadi kebutuhan setiap insan dikolong langit ini, sangat membutuhkan kelistrikan. Apalagi peralatan rumah tanggga termasuk penerangan, ketika mengalami hambatan atau terganggu, beradaban pun seolah terhenti.

Ketenangan yang hadir oleh perkembangan teknologi dewasa ini, sangat berharap listrik selalu ada dan tak bisa dipisahkan kapan saja. Bila itu diusik siapapun pasti terganggu. Jadwal pemadaman listrik yang semakin tak terkendali khusus untuk wilayah Sangihe Tampungan Lawo melahirkan perkara besar dan umpatan yang bertubi tubi pasti keluar dari segala unsur.
Disela sela itu, narasi atau alasan klasik yang selalu dimunculkan ketika strom tak bisa dialiri konsisten keseluruh jaringan, efeknya tak hanya dialami keluarga pemakai, pertumbuhan ekonomi yang sangat membutuhkan kelistrikan juga tak bakalan berproses lebih sehat ketika listrik tak menyegat. Saya dalam menyusun narasi ini, di benak, kadang berfikir, apakah bangsa tampungang lawo yang ada dijasirah utara ini, sengaja atau tak terlalu penting diperhatikan, hanya karena berpenduduk kecil?
Ada yang salahkah seiring perkembangan Manusia Sangihe, lalu wilayah yang berbatasan dengan Philipina ini, cendrung dibiarkan, hanya untuk bertahan saja dengan ketersediaaan listrik yang lapuk dan terbatas. Coba bayangkan wilayah yang seharusnya di lengkapi sabuk pengaman karena perada persis perbatasan NKRI ini dibiarkan miskin dari waktu kewaktu. Jangankan kehidupan yang lebih layak, fasilitas jaringan listrik yang sudah usang dan rapuh, masih saja dipertahankan untuk memuaskan warga NKRI yang hingga kini tetap konsisten menancapkan mendera merah putih di perbatasan.
20 tahun terakhir ketika listrik mulai diperhadapkan dengan segala problem seiring perkembangan penduduk, kabupaten induk ini sama skali tak diikutkan dalam perkembangan penyesuaian sebagaimana di kota kota kota lain di Indonesia. Jaringan kelistrikan termasuk mesin pembangkit peradaban Sangihe, hanya dibiarkan bak benang kusut, baju sobek yang sudah pudar. Beberapa orang Manager UP3 Tahuna, silih berganti menangani kelistrikan didaerah ini seperti kehilangan akal dan tak ada rasa malu, digaji negara berkelebihan, kwalitas kerjanya melorot.
Wilayah Sangihe sepertinya jadi tempat pembuangan para Manager yang tak berkualitas. Umpatan ketidakpuasan dari masyarakat pelanggan hanya dijawab dengan alasan klasik dan itu itu saja dari waktu kewaktu. Padahal upaya peremajaan instalasi, termasuk perbaikan manajemen adalah hal utama di perbaiki karena sesungguhnya penyebab PLN Tahuna kedodoran dalam existensinya, faktor utamanya itu, bukan mengkambinghitamkan pohon tumbang dan cuaca buruk termasuk daya yang tak diantisipasi.
Indikator daerah ini selalu dianak tirikan, tak diurus dengan sungguh hati sebagai masyarakat perbatasan, fasilitas PLN mudah drop dan rusak hanya karena cuaca termasuk kelalayan mengatasi ketersediaaan daya sesuai perkembangan. Wilayah kita di paksa puas hanya dengan mesin pembangkit yang sudah usang dan reot. Belum lagi ketidakjujuran manajemen dalam memilih onderdil plus oprasional yang wah, namun berbanding terbalik dengan kwalitas pelayanan UP3 Tahuna.
Lantas bagaimana seharusnya sikap daerah untuk keluar dari perlakuan ini? apakah hanya sekadar debat kusir terus menerus dengan manager UP3 Tahuna yang kualitasnya telat mikir itu? atau harus menjemput bola untuk mendatangi PLN pusat agar capai pemahanan komprehensif? Perlukah menyambung kembali pembicaraan dengan presiden Prabowo yang tak sempat diutarakan pemerintah daerah pada momentum saat pusat menerangi salah satu pulau dilintas batas? sepertinya listrik pinter tidak untuk Sangihe bahkan kebalikannya..Bersambung
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.