Tagulandang, kliktimur.com
Reaksi gunung ruang Tagulandang Sitaro, jelang penghujung tanggap darurat atau 14 hari dari letusan pertama, tiba tiba Meraung lebih kencang. Dilaporkan dari Tagulandang, raungan kali ini lebih dasyat dan mengancam dua kampung Lainpatehi dan Pupente bahkan kemungkinan akan dikosongkan dan dijadikan wilayah konservasi.
Hal ini disimpulkan demikian, menyusul pada letusan susulan yang terjadi pukul 02.00 wita dini hari (30/04/2024) tak hanya semburan batu panas, namun lebih dari itu lava pijar yang muncrat dari kepundan melahap habis sejumlah rumah di dua kampung yang berdekatan dan sebagian menyisahkan puing puing.
Yang memprihatinkan, wilayah Tagulandang belum lagi harus memperbaiki ribuan rumah yang rusak akibat semburan batu pada kejadian pertama itu, kini bertambah parah. Wilayah pengungsian dikabarkan lebih melebar karena semburan debu vulkanik bervolume besar muncrat dari kepundan, membuat ribuan masyarakat Tagulandang semakin takut dan gelisah.
“Torang so nintau molari kemana ini, semburan meluas bahkan semburan batu semakin menakutkan.” Ujar pengungsi Nofi Salikara yang mengaku mulai kembali ke rumah, tiba tiba dikejutkan dengan semburan lebih ganas terjadi malam tadi.
Erupsi terekam pada Seismograf dengan Amplitudo maksimum 55 mm dengan Durasi 600 detik lebih dasyat dibanding semburan pertama. Tingkat aktivitas Gunung Ruang Sitaro Tagulandang Sulut, yang sebetulnya sudah turun di Level III Siaga, naik lagi ke Level IV Awas, demikian PVMBG yang viral.
Rasa takut pada semburan kedua itu sungguh lebih parah, semburan yang terjadi tengah malam itu merusak tenda-tenda pengungsian yang dibuat pada pengungsian sebelumnya. Keadaan semakin parah, karena di lokasi sejumlah pengungsian tak mudah dilewati karena sudah dikelilingi lumpur debu vulkanik bersamaan hujan deras turun saat kejadian.
Kepungan debu dan batu vulkanik pada letusan kedua ini, jaraknya sudah lebih dari 10 kilo meter dari Kepundan. Reaksi kali ini lebih menakutkan, bahkan pengungsian di sejumlah tempat, terpaksa harus dipindahkan lebih jauh ke sebagian wilayah Tagulandang Selatan.
Hingga berita ini diturunkan belum jelas data pengungsian susulan, karena keadaan semakin kocar kacir, apalagi hujan deras terus mengguyur dan keadaan semakin tak terkendali karena lumpur tebal mengelilingi wilayah pengungsian sebelumnnya.
Dilaporkan dari Manado, semburan debu gunung ruang kali kedua ini benar benar memacetkan seluruh aktifitas masyarakat. Bahkan bandara Samratulangi kembali ditutup setelah beberapa hari berkegiatan. Angkutan antar pulau pun terganggu dan beberapa pelayaran di batalkan sementara.
Penulis/Editor: Meidi Pandean
Web Editor : Yamamoto.
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.