Wamena, Kliktimur.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya berhasil mendata 360 anak jalanan di Kota Wamena dan sekitarnya. Para anak jalanan yang oleh masyarakat Kabupaten Jayawijaya disebut anak-anak Aibon itu akan dibina mental kerohanian mereka dan diberi ketrampilan sebelum dikembalikan lagi ke lingkungan keluarga masing-masing.
Usai pendataan, Pemkab Jayawijaya Kamis (19/06-2025) di depan kantor Bupati melepas 20 anak jalanan ke Yogyakarta untuk mengikuti program pendidikan dan pembinaan.
Acara pelepasan dipimpin langsung Bupati Jayawijaya, Athenius Murib, disaksikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) setempat.
“Total anak jalanan yang terdata sebanyak 360 orang. 20 anak di antaranya kita berangkatkan hari ini ke Yogyakarta untuk pembinaan di Yayasan Sekolah Misi Tabera. Sebanyak 50 lainnya akan menyusul dalam waktu dekat ini,” katanya.
Menurutnya, program tersebut merupakan bagian dari visi-visi bupati dan wakil bupati Jayawijaya terhadap penanganan anak-anak jalanan ataupun yang sering disebut anak-anak aibon oleh masyarakat.
Bupati mengakui, anak-anak jalanan ini termasuk dalam kalangan yang kurang beruntung dan pembinaan mereka seharusnya menjadi tanggung jawab orangtua, masyarakat, dan pemerintah daerah.
“Program pembinaan ini sangat penting dan perlu dilakukan. Pemerintah ingin mereka tidak terus menjadi anak jalanan atau anak-anak aibon, tapi diubah menjadi anak-anak yang memiliki harapan dan masa depan yang lebih baik,” ujar bupati.
Orang nomor satu di Kabupaten Jayawijaya itu menjelaskan, setelah dilakukan pendataan, para anak kurang beruntung itu dikumpulkan di suatu tempat, mengajak mereka agar mau sekolah lagi.
“Tahap pertama ini baru 20 orang anak jalanan yang diberangkatkan untuk ikut pembinaan dan pendidikan di Yayasan Sekolah Misi Tabera Yogyakarta. Tahun berikutnya, 50 orang lagi. Sisanya secara bertahap,” paparnya.
“Tentunya program ini kami tidak bisa tangani sendiri. Kami akan bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan Bapak Gubernur sudah menyatakan akan membuat ataupun mengasramakan mereka,” jelas bupati.
Menurutnya, ada asrama Pantai Budien, dan satu lagi asrama Kelang. Pemkab Jayawijaya dan Pemprov Papua Pegunungan akan membangun kedua asrama itu agar dapat menampung anak-anak jalanan dalam jumlah yang banyak.
“Kita semua berharap, setelah penanganan ini, orangtua yang punya anak tidak boleh lagi membiarkan mereka ada di jalanan. Semua orangtua dan pemerintah daerah bertanggungjawab atas pendidikan anak-anak kita,” tegasnya.
Bupati juga meminta kepada para orangtua agar jangan hanya melahirkan anak, tapi harus bertanggungjawab menjaga, memelihara, dan menyekolahkan mereka, sehingga ke depan tidak ada lagi anak jalanan.
Untuk ke-20 anak yang dikirim, bupati berpesan agar setelah kembali bisa berguna bagi keluarganya, masyarakat, juga bangsa dan negara melalui kinerja serta punya kreasi. (gadiel gombo)
editor: rans lupani
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.