Tahuna, kliktimur. com
Kemajuan merangkai kapal Penumpang antar pulau di Sulut terutama di perairan kepulauan Nusa Utara sepertinya lambat atau kurang mampu ikuti modernisasi. Adapun perkembangan 20 tahun terahkir, hanya menciptakan bilik bilik seperti kandang hewan yang diperlengkapi dengan Air Condisioner (AC) dan selebihnya dek dasar ranjang ukuran kecil yang biasa disebut kelas ekonomi sangat jauh dari rasa nyaman, apalagi saaat pemudik membludak akhir dan awal Tahun. Berebutan kasur busuk yang sudah ditutupi virus tergambar bercak bercak kotoran, adalah pemandangan buruk di kelas ekonomi
Penumpang yang masih kebagian kamar berAC, itu lebih beruntung, bisa tidur nyayak selama perjalanan sekalipun membayaranya hampir mirip hotel berbintang karena mendekati 1 jutaaan dua tempat tidur ukuran mungil. Terpantau langsung jelang tutup tahun 2024, realitas ketidaknyaman dan penderitaan itu terekam jelas ketika penumpang meluber hingga keluar kamar, selain akses keluar masuk penumpang menjadi sangat terganggu, suhu udara non AC membuat tubuh gerah dan tak baik bagi yang sedang mengalami gejala dara tinggi.
Tipe kapal konvensional yang selalu membuat tak nyaman bagi seluruh penumpang, apalagi dalam pelayaran, mendadak turun hujan disertai angin kencang, seluruh penumpang pasti terganggu, tidur tak nyenyak, penumpang diluaran basah termasuk manifestasi dalam kamar ber AC yang harganya 800 ribu sekamar, tak jarang kesulitan menjangkau toilet yang posisinya paling belakang kapal. Dalam beberapa jam penumpang menikmati berbagai kesulitan dan ketidaknyamanan.
Selain akses turun naik penumpang di dermaga masih manual dan tak berkembang sedikit pun sejak era 70an, pembuatan kapal kedepan seharusnya menyerupai kapal cepat dalam ukuran besar, agar seiring perkembangan teknologi, inovasi pembuatan kapal benar benar dapat menjamin kenyamanan. “Dunia sudah cangih luar biasa, namun pelayanan kapal antara pulau, masih benar benar tak nyaman dan tak layak.” Ujar Pemerhati pelayaran antar pulau yang meminta tak disebutkan identitasnya.
Di negara negara maju, bahkan beberapa negara berkembang, aksebilitas yang bersentuhan dengan pelayanan jasa publik, sudah jauh berinovasi ketimbang di negara kita, terlebih untuk kepulauan, konsep kuno, tetap tak beranjak dan masih tergolong primitif. Harapan kedepan pengusaha perkapalan kelas kecil terutama antar pulau sudah saatnya menciptakan kapal ful AC tanpa terkecuali dengan tiket yang sepadan.
Artinya dorongan membangun tipe kapal kedepan harus sesuai perkembangan. Ijinnnya diperluas dan dipastikan kondisinya lebih layak, harus lebih tertutup dan tidak terbuka seperti saaat ini, terutama kapal dengan jadwal pelayaran malam hari, angin dan percikan gelombang tak jarang menembusi ruang ruang penunpang yang hanya diposisikan darurat. Nilai banyak pihak tipe kapal antara pulau saaat ini lebih terasa menyengsarakan karena sebagian besar tak bisa menikmati tidur yang nyaman disertai bau menyengat.
Penulis / Editor : MP
Web : Yamamoto
Discover more from Kliktimur
Subscribe to get the latest posts sent to your email.