MANADO, Kliktimur.com
Keakuratan dan analisa Seputar perpolitikan menuju Sulut 1 sepertinya masih belum bisa diterawang lebih rinci. Jika sekadar prediksi itu sah sah saja. Sekalipun belum dapat ditarik sebuah kesimpulan yang absolut. Hasil perolehan Pemilihan legislatif yang baru selesai, tentu saja jadi tolok ukur, parpol mana yang mendominasi suara dan bisa mengusung Pasangan Calon (Paslon).
Mencermati politik di daerah, harus diakui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meraih perolehan tertinggi Pileg di Sulawesi Utara, disusul Partai demokrat. Lantas apakah suara terbanyak itu jadi jaminan untuk memuluskan target berikut yakni pemilihan Paslon gubernur Sulut yang akan menakodai lima tahun yang akan datang? Hal ini tentu menarik dicermati dan siapa saja boleh mengkalkulasinya.
Mengaitkan dengan konstalasi nasional setelah Pemilihan Presiden (Pilres) yang mengunguli Partai Gerinda bersama kolaborasi Gemuk, menghantar Pasangan Prabowo Gibran (Pragib) menjadi orang nomor satu direpublik ini. Pendapat sejumlah pengamat, akan menghantar energi perubahan didaerah, juga Sulut. Lantas, bagaimana asumsi publik menuju Pemilihan gubernur yang tinggal hitungan bulan harus tuntas?
Ada beberapa pertanyaan yang sering terlintas diperdengarkan dalam setiap diskusi diruang publik, khusus wilayah Sulut yakni ketokohan ketua PDIP Sulut DR.(HC) Olly Dondokambey (OD) bersama pasangan Drs. Steven Kandouw (SK) yang mampu menghantar hasil Pileg ke DPRD Sulut peroleh suara terbanyak 511.270. Sekalipun hasil pilpres masih diunguli Gerindra dan koalisi Gemuknya memenangkan Pragib.
Dari kaca mata sejumlah kalangan, secara objektif PDIP masih sulit bergeser dari puncak kejayaannya, dengan catatan OD selaku figur sentral benar benar merumuskan Paslon yang elektable berselancar di pentas pilkada Sulut. Sebab banyak pula kalangan tertentu dalam batas prediksi justru berkeyakinan bahwa pemenang kedua suara pileg yang juga (bisa) mengusung paslon yakni Partai Demokrat dengan suara 327.386, diprediksi bisa jadi halangan prinsip PDIP mempertahankan kedudukannya sebagai pengendali daerah.
Semudah itukah prediksi yang berkembang setelah pilpres dimenangkan Gerindra, lalu diasumsikan di Sulut akan dikuasai Koalisi Gemuk? Tentu ada perbedaan saat beberapa parpol merapat ke pasangan Pragib di Jakarta untuk pilpres, dengan di Sulut, yang mungkin akan melewati keseruan disaat koalisi gemuk akan mencari jalan tengah. Sebab Gerindra sekalipun sukses pada posisi kelima pileg yakni peroleh 116.781 suara, sangat percaya diri merumuskan Paslon dari kalangan kader.
Sementara Partai Demokrat yang satu kiblat dengan Gerindra saat pilpres, lebih merasa paling memungkinkan dengan perolehan kursi terbanyak kedua di Sulut setelah PDIP. Belum lagi kepentingan dari Partai Golkar dengan suara 203.548 peringkat ketiga dan partai lainnya yang merasa punya andil memenangkan Pragib. Hal ini yang kemudian dicermati PDIP, seperti apakah Paslon yang akan di aklamasikan Koalisi Gemuk di Sulut, sebab kualisi nasional di pilpres adalah cerminan koalisi didaerah daerah.
Sejumlah petinggi PDIP soal ini masih belum banyak berkomentar. Hanya saja ada beberapa nama yang mulai dielus elus. bahkan Gubernur Olly selaku ketua PDIP yang akan segera melepas masa jabatanya sebagai orang nomor 1 di Sulut, sering menyebut penggantinya adalah wakil Gubernur saat ini yakni Drs. Steven Kandouw dan dua figur lainnya PDIP dr. Franciscus Andi Silangen ketua DPRD Sulut dan Jound Ganda bupati Minahasa Utara.
Ketiga figur ini selain telah teruji dan punya pengalaman, tinggal dirumuskan lanjut di nternal atau dengan koalsi. SK dan FAS juga Jound Ganda paling memungkinkan di rumuskan untuk berpasangan dengan koalisi beberapa partai antara lain Nasdem dengan perolehan suara 174.555 di urutan keempat mengalahkan Gerindra dan partai Kolasi gemuk lainnya.
Jika seandainya kalkulasi gunakan tolok ukur hasil pileg,PDIP Sulut memadukan suara dengan Nasdem, PPP, Hanura, Perindo, maka koalisi PDIP punya amunisi cukup signifikan, berkisar 700 hingga 800 ribuan suara. Itulah sebabnya jika hasil ini terakumulasi tanpa halangan, maka indikator bakal unggulnya Paslon kolaborasi PDIP, Nasdem, Perindo, PPP dan Hanura sangat pasti. Sekalipun PDIP Nasdem perlu komunikasi tingkat tinggi. Bisa Jadi pasangan yang akan di aklamasikan itu Drs.Steven Kandouw- Viktor Mailangkay,SH selaku ketua Dasdem Sulut.
Lalu, seperti apakah Paslon yang akan diprediksi koalisi gendut alias Gemoy sebagai rival PDIP, jika pencermatanya dilihat dari hasil perolehan Pileg? Demokrat Sulut terbanyak kedua suara, sudah pasti mengutus Elly Engelbert Lasut (E2l) sebagai ketua partai, dipasangkan dengan perolehan suara terbanyak ketiga di Pileg yakni Partai Golkar dengan ketuanya Cristiani E. Paruntu (CEP).
Kemungkinan hanya dua pasangan calon yang akan berselancar di pilkada Sulut, bisa jadi. Dengan alasan kebanyakan parpol selain tak memperoleh suara signifikan, juga sudah tergabung dikolasi. Paslon akan menjadi tiga, ketika Nasdem merencanakan koalisinya dengan PKB dan lain lain.(bersambung)
Web Editor : Yamanoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.