MANADO, kliktimur
Mungkin jauh berbeda situasinya ketika penyatuan parpol untuk memenangkan Indonesia 1 dan 2, Paslon Prabowo – Gibran (Pragib) yang unggul saat ini, dibanding keadaan politik Sulut. Karena sepertinya masing masing parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) didaerah ini, punya hasrat lain. Apalagi Demokrat dan Golkar Sulut yang miliki suara Pileg lumayan, secara terang terangan siap memuluskan kandidatnya masing masing. Jika ini terjadi, maka bukan tidak mungkin mereka pecah kongsi pada pilkada Sulut Oktober mendatang.
Bicara demi kepentingan Sulut, tak berlebihan juga jika PDIP menggandeng Gerindra Sulut. Sehubungan Pragib akan memimpin Indonesia lima Tahun yang akang datang, Sangat strategis PDIP bisa lebih muda komunikasi ke RI 1. Tidak mungkin PDIP yang bukan lagi penguasa, harus tetap bersitegang. Politik win win solution demi kemakmuran rakyat. Bersama Gerindra, Sulut akan lebih tambah maju. Bagaimana pun Prabowo dan Gibran akan sangat welcome bagi partai pemilik kursi terbesar diparlemen pusat. Kita tidak perlu lagi bicara soal pengaruh Jokowi dan lain sebagainya, karena dirinya sudah selesai giring penggantinya.
Dr. (HC) Olly Dondokambey adalah sosok figur sentral yang tak mungkin menghitung keliru perhelatan ini. Prabowo pun, setelah selesai tarung pilpres, dia akan konsentrasi memimpin Indonesia, tapi bukan berarti akan mengabaikan perjuangan partainya jadi penguasa di provinsi, termasuk di Kabupaten kota. Seperti apakah dan siapa yang kemungkinan didaulat? Catatan ini sekadar wacana, bukanlah sebuah indikator absolut. Apalagi politik sangat dinamis.
Olly Dondokambey dengan pengalaman yang begitu strategis untuk situasi perpolitikan Sulut bahkan nasional, dirinya bukan ayam sayur. PDIP bukan partai baru dan bukan juga partai yang selalu mengekor. Bicara oposisi PDIP adalah partai dengan kemampuan rata rata di kancah perpolitikan nasional. Namun begitu, PDIP miliki keakuratan dan flexibilitas dalam memainkan catur politik. Pergeseran image setelah hengkangnya Jokowi dari PDIP, bukanlah sebuah preseden yang terlalu buruk bagi parpol besutan Megawati Soekarno putri ini.
PDIP tetap menunjukan kepiawaian dan terbukti mampu mempertahankan kursi terbanyak di parlemen pusat termasuk Sulut dan sejumlah kabupaten kota. Lantas semudah itukah wacana, segera menggandeng Gerindra Sulut dalam percaturan politik didaerah ini, sehubungan dua partai yang ikut andil memenangkan Pragib yakni Demokrat dan Golkar kemungkinan terpecah. Bisa ya, bisa juga tidak. Tapi ketika cara itu dinilai internal PDIP mudaratnya untuk kepentingan masyarakat Sulut, PDIP bisa melakukan apa saja. “Jika itu dirasa akan membawa kebahagiaan bagi rakyat sulut, kenapa tidak.” Ujar salah seorang kader PDIP senior yang meminta namanya tak disebut.
Lalu, ketika PDIP akhirnya harus mengikuti alur percaturan politik nasional, bahwa Prabowo kini pemegang kuasa di republik, lantas, siapa siapa yang kemungkinan dipasangkan untuk merebut Sulut satu dan dua? Jika seandainya Partai Golkar mengedepankan pasangan calon ( Paslon) Cristiany E. Paruntu Kolaborasi Nasdem Viktor Mailangkay, lalu Demokrat Elly E. Lasut disandingkan juga dengan kandidat koalisinya, Maka PDIP pasti Memiliki Banyak alternatif figur yang akan disandingkan.
Figur pertama yang sudah 80 persen akan di aklamasikan internal PDIP, yakni Steven E Kandow bisa saja disandingkan dengan Srikandi ketua Gerindra Sulut Ir. Conny Lolita Rumondor, MS, Juga Steven Kandow – Rita Tamuntuan. Atau Steven Kandow – J Ganda, bisa juga Franciskus Andi Silangen – Ir. Conny Lolita Rumondor, MS , Bisa juga J Ganda – Ir. Conny Lolita Rumondor, MS.
Soal pasang memasang ini, tentu PDIP yang paling mengetahuinya. Namun yang pasti PDIP Sulut tak sembarang ‘mendandani’ Paslon yang elektoralnya kurang menguntungkan. Ikuti perkembangan karena sekali lagi politik itu sangat dinamis dan untuk menyimpulkan secara absolut tidak semudah itu.( Bagian 2 habis)
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.