Tahuna,kliktimur.com
Pasangan Calon (Paslon)yang siap siap berebutan simpati di pilkada Kabupaten kepulauan Sangihe, tercatat empat kontestan, diantaranya Rinny Silangen Tamuntuan (RST)-Mario Seliang (MS), Michael Thungari (MT)- Tendris Bulahari (TB), Jabes Esar Gahgana (JEG) – Patras Madonsa (PM) dan terahkir Hendrik Manosso (HM)- Remran Sinadia (RS).
Sejumlah pengamat lokal Sangihe menyebutkan bahwa pertarungan pilkada pada 2024 ini tergolong simple, karena kalkulasi 4 Kontestan dibagi jumlah Pemilih Sangihe 109 ribu (disadur dari jumlah pemilih pileg)- capaian 30an ribu plus sudah menang mutlak. Mencermati basis masing masing Paslon dari keempat kontestan bila berkaca dari data gambaran sederhana saja, bukan kekuatan absolut, yakni dilihat dari kursi legislatif provinsi maupun kabupaten menggambarkan sejauh mata kekuatan basis.

Raihan 6 kursi legislatif PDIP dipileg ke DPRD Sangihe adalah modal, tapi tak serta merta dapat dikalkulasi dengan suara caleg provinsi, karena waktu pileg bergandengan. PDIP dengan Raihan caleg provinsi khusunya di dapil Sangihe yang diperoleh dr. Fransiscus Andi Silangen (FAS) dan Aditya Johanes Seliang (AJS), sesunguhnya sudah lebih dari separoh prosentase bilangan pembagi yang akan diterapkan pada Pilkada ini. Pertanyaannya, apakah suara itu, bisa direbut kembali dalam suasana dan moment yang berbeda? Ini tentu akan jadi fokus utama baik caleg duduk maupun mesin Partai. Belum lagi pendekatan persuasif, karena Tamuntuan – Seliang atau disingkat ‘Tamang’, juga kandidat yang siap untuk menggelorakan basis lewat mesin partai maupun pemilih ngambang termasuk pemula.

Kemudian untuk Partai Nasdem dan PKB yang secara resmi mengedepankan Paslon MT-TB, sedari awal cukup spektakuler dengan survey yang melambung karena dikenal luas, terlebih dua duanya adalah legislator terpilih dua periode. Untuk sekadar gambaran saja di lihat dari perolehan Pileg dengan pengabungan ini, totalnya jadi 7 kursi dari tiga dapil, plus suara Golkar yang kemungkinan diboyong TB dari bagian selatan atau dapil tiga. Belum lagi arus dukungan yang diraih lewat pendekatan pendekatan khusus, àkan berdampak signifikan terhadap pergerakan lapangan sama seperti halnya kandidat PDIP, karena keduanya disebut sebut miliki oprasional cukup. Figur muda Thungari – Bulahari disingkat ‘Tuari’ di era milenial ini selain sudah punya basis, àkan sangat digandrungi kelompok pemilih muda dan juga pemula.

Di pihak lain kandidat ketiga yang di gelindingkan Partai Golkar dan Demokrat mendaulat JEG- PM sekalipun masih sulit dikalkulasi, tapi bisa dibilang bahwa Golkar punya basis masa Rill. Hanya saja, ada pengecualian, menyusul moment Pileg sedikit terdegradasi. Contoh dari wilayah Sangihe ke provinsi, Golkar tak cukup suara, termasuk DPRD kabupaten hanya mengumpulkan 4 kursi dari semua dapil. Lantas, mampukah pasangan wakil yang di adopsi dari kalangan tokoh adat / agama bisa mengkatrol suara Golkar? Pada suasana tertentu JEG – PM sejujurnya tak bisa disepelekan sekalipun butuh kerja keras. Namun àkan kelihatan pada Moment kampanye lewat rekonsiliasi daerah basis.

Seterusnya untuk kandidat yang ditetas parpol pengusung paling terahkir Gerindra dan Perindo yakni Hendrik Manosso (HM)- Remran Sinadia (RS) dalam prediksi sederhana, selain kepopuleran belum kuat, Basis masa tergolong lemah. Acuan perolehan kursi legislatif kabupaten tak signifikan, apalagi provinsi nol, petanda parpol pengusung belum kuat basis. Itulah sebabnya untuk kandidat yang terahkir ini butuh tenaga extra, jika ingin melampaui tiga Kandidat diatas. Pertanyaannya, tenaga extra seperti apa yang dibutuhkan Paslon ini? “Ini belum dapat di simpulkan karena urusan internal Gerindra dan Perindo. Sebab Prabowo Tak mungkin membiarkan partainya berjuang sendiri.”tutur pengamat politik kabupaten Jance Kahumata.
Dari gambaran singkat dan ringan diatas, sambung pemerhati politik Sangihe Drs. Gabriel Mandiangan, warga kepulauan Sangihe sudah bisa melihat peluang masing masing. Sekalipun kalkulasi ini tidak absolut. Belum lagi kita masuk pada kajian kajian mendasar yang siap diviralkan, siapa Paslon yang paling pantas didaulat karena berkaitan dengan kemajuan daerah ini. Tentu dilihat dari visi misi, rekam jejak, kapasitas dan kapabilitas kandidat. “Saya kira masyarakat perlu mengetahui, dipundak siapa, kabupaten Kepulauan Sangihe akan mengalami perubahan yang signifikan, tak sekadar berganti pimpinan secara estafet, tanpa mampu menjawab kebutuhan kabupaten Sangihe yang belakangan cendrung melemah .”Tutup Mandiangan.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor ; Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.