Tahuna,kliktimur.com
Entah disengaja atau memang tak miliki Kepekaan memelihara belasan perahu beragam jenis yang dimiliki pemda, 10 tahun terakhhir, termasuk yang terbesar kapal motor yang diberi Nama KM Tampungang Lawo, kini terbengkalai penggunaannya. Kondisi ini sungguh memiriskan, bantuan perahu maupun kapal yang selama ini dihadirkan ke daerah untuk permudah akses pelayanan ke pulau pulau, hanya dimanfaatkan saat kondisi baru, setelah itu akibat tak ada pemeliharaan, belasan speed boat bahkan kapal kapal dibiarkan tertambat di beberapa tempat hingga membusuk.
Salah satu pihak yang mengaku pernah sibuk dan dipercayakan mengurusi aset aset bantuan pusat itu, mengakui bahwa, biasanya perahu speed boat juga kapal yang diurus ketika masih benar benar baru. Tak ada hitungan Tahun, kapal kapal ini kemudian mulai dibiarkan, tertambat disembarang tempat sampai akhirnya rusak.” Biasanya digunakan saat baru, lama lama dibiarkan tanpa berusaha di servis agar awet. Jangankan bicara kesejahteraan kami, untuk memperbaiki aset aset ini tak pernah dipikirkan.” Tutur lelaki yang biasa dipanggil Akang
Menyikapi akan persoalan ini aktivis yang juga pewarta kepulauan, Ara Fendi dalam agenda ‘mebaweke’ mengemukakan bahwa pemandangan ini terlihat di beberapa tempat, bayak tumpukan kapal berbagai jenis yang sudah rusak parah. Seharusnya menurut dia jika pemerintah darah tak mampu memelihara bantuan bantuan itu, tidak perlu melobi pengadaan kapal. Atau jika itu pembagian, sejak awal diserahkan kepada swasta untuk menunjang aktifitas perekonomian atau pariwisata dengan cara dibuatkan kesepakatannya agar pemanfaatan bantuan itu lebih terarah dan tidak mubazir.
“Sangat memprihatinkan, kondisi kapal yang terbaru yakni kapal miliaran berkapasitas besar Tampungan Lawo, kini tertambat tanpa manfaat di pelabuhan perikanan Dagho bagian selatan Sangihe. Seandainya kehadiran kapal ini juga lainnya dibuatkan tambatan khusus, dipelihara dan penggunaannya di atur secara telaten, bisa mendapatkan income, kapal kapal ini masih bisa dimanfaatkan dan tidak mubazir dalam arti terpelihara. Kasihan masyarakat dengan ekonomi pas pasan melihat aset yang berasal dari pajak rakyat dibiarkan membusuk tak bermanfaat.” Tuturnya.
Pihaknya mencermati keseriusan beberapa elemen didaerah dari waktu ke waktu, sekadar formalitas saja dan bagaimana cara menghabiskan APBD, memenuhi hasrat mereka penentu kebijakan. Jangankan memajukan Sangihe, mengurusi berbagai fasilitas negara yang sudah di hibahkan sangat sulit atau kehilangan akal. “Semoga saja, pemerintah yang baru diawal 2025, kedepannya berkemampuan untuk memperbaiki hal yang patut diperbaiki untuk kemajuan daerah.” Harap Ara Fendi.
Editor : Meidi Pandean
Web Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.