Jakarta, Kliktimur.com
Dua parpol besar dalam barisan gerbong Koalisi Indonesia Maju (KIM) yakni Partai Golkar dan Partai Demokrat ambil sikap dalam perhelatan pilkada didaerah, termasuk Sulut, dengan lugas merekomendasikan Pasangan Calon, setelah mendengar arahan presiden terpilih Prabowo Subianto yang cendrung tak ikut campur perhelatan didaerah. Disebut sebut, Prabowo memberi ruang parpol parpol peserta KIM untuk berkreasi.
“Dua pimpinan partai yakni Golkar dan Demokrat, menyimpulkan untuk memajukan kandidatnya didaerah, termasuk Sulut, karena sudah mendapat arahan dari presiden terpilih Prabowo Subianto, yang telah menegaskan agar didaerah parpol parpol silakan saja berkreasi dan penyatuan Kim tak mutlak daerah.” Ujar sekjen DPP Partai Golkar L F Paulus kepada sejumlah media sehari setelah partainya mengeluarkan rekomendasi untuk Sulut.
Berangkat dari penjelasan Prabowo yang juga telah merekomendasikan kandidatnya untuk perhelatan pilkada Sulut, maka issu kemungkinan lawan kotak kosong dan head to head antara KIM dan PDIP dipastikan tak terjadi. Tiga Paslon yang sudah beredar luas siap didandanin dua gerbong peserta KIM yakni gerbong Gerindra, PAN, PKB yang resmi menetapkan nama Cagub Yulianus Stevanus Komalig (YSK) kemungkinan disanding Cawagub Tatong Bara.
Selanjutnnya gerbong kedua Golkar dan Demokrat lewat ketua Umumnya Masing masing secara resmi merekomendasikan Elly Engelbert Lasut (E2L) – Michaela Eliana Paruntu (MAP) untuk siap berselancar, termasuk kekuatan ketiga PDIP yang sudah meloloskan Drs. Steven Kandouw kandidat Cagub yang dalam akumulasi kesiapan tak terlalu sibuk karena prosentase kursi Pileg bisa mengusung sendiri.
Kesimpulan terkait rekomendasi DPP terhadap beberapa kandidat yang sempat terulur, menjadi menarik disimak, karena sehari berselang ketum Gerindra Prabowo Subianto mengeluarkan rekomendasi untuk YSK, dua parpol besar Demokrat dan Golkar juga ikut menyimpulkan Kandidatnya. Hal ini diakui beberapa sumber resmi media ini, bahwa hal tersebut sudah di bicarakan langsung di internal KIM pusat.
Mencermati perkembangan pilkada Sulut yang menjadi acuan pilkada di kabupaten / Kota, tentu semakin menarik. Karena hampir rata rata di wilayah Sulut juga punya hitungan lain dan bisa berbeda dengan situasi di provinsi. Sejumlah pengamat menilai bahwa koalisi di sulut mau tak mau harus jadi tolok ukur, apalagi pilkada serentak. Tidaklah mungkin diacak parpol di sulut beda aviliasi dengan jaringan partainya di Kabupaten/ Kota.
Untuk kepulauan Sangihe,Talaud dan Sitaro Misalnya, Gerindra, PKB dan PAN harus segaris alias satu komando, demikian pula Partai Golkar dan Partai Demokrat, kecuali PDIP dan Nasdem Sangihe lebih leluasa. Kondisi ini satu keberuntungan bagi partai Golkar Sangihe yang akhirnya tiba pada kesiapan mengusung kandidat karena koalisinya harus mengacu pada kesepakatan pusat dan provinsi.
Jabes Esar Gahgana (JEG) selaku ketua Golkar yang sempat berada di titik sulit karena gagal pileg sehingga tak berpeluang usung sendiri, kini siap berselancar dengan keputusan pusat dan provinsi bergandengan dengan parpol besutan SBY partai demokrat. Lantas, bagaimana dengan rival lainya yang cukup bersaing bahkan menjadi andalan PDIP, nilai banyak kalangan cendrung lebih muda jika memuluskan dr. Rini Silangen Tamuntuan (RST). Pasangannya pun tergantung komunikasi politik ke figur yang paling sesuai. Bisa koalisi Nasdem, bisa juga mengusung figur Internal PDIP atau merekrut external partai.
Nasdem kabupaten Sangihe yang sudah menetapkan Michael Thungari (MT) sebagai Calon Bupati (Cabup), pun tergantung keputusan Nasdem Provinsi, merapat ke gerbong YSK atau E2L. Jika memilih bersama PDIP, Maka bukan tidak mungkin RST disandingkan dengan Nasdem Sangihe jika terbangun kompromi politik. Atau Nasdem memproklamirkan Paslonya tanpa koalisi karena Nasdem Sangihe miliki hak mengusung sendiri Paslon.
Hal serupa àkan terjadi pula di kabupaten Sitaro dan Talaud. Koalisi Paslon tolok ukur penyatuan Provinsi. Jika itu, terjadi khusus kabupaten Talaud, kandidat fenomenal yang sudah mendaftar di Partai Golkar Irwan Hasan (IH) bakal bergandengan tangan dengan partai Demokrat. Afiliasinya juga bisa ke Partai Gerindra karena IH juga sudah terdaftar secara resmi di Partainya Prabowo Subianto itu termasuk Perindo dengan catatan, koalisi memenuhi prosentase untuk mengusung kandidat. .
Yang ramai dan bakal menegangkan jika tolok ukur penyatuan di provinsi adalah harga mati, lalu di kabupaten / kota, koalisi belum memenuhi prosentase, bisa jadi untuk kabupaten / kota koalisinya berkembang jumlah pesertanya atau tidak mengusung. Bisa ke PDIP juga JoNasdem atau Parpol lain pemilik kursi diluar parpol yang sudah menyatu di perhelatan Pilkada Sulut.
Penulis : Meidi Pandean
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.