Wamena, kliktimur.com
Panorama alam dilembah Beliem yang muncul setahun sekali yakni bulan Mey, sungguh sangat menakjubkan. Betapa tidak, hamparan rumput di sejumlah distrik kabupaten Jaya Wijaya sekaligus ibukota provinsi Papua Pegunungan yang biasanya terlihat hijau, awal bulan berjalan ini menunjukan suasana lain, tatkala muncul warna ungu mencolok.
Hamparan ungu tampak menghiasi lembah yang terletak di beberapa distrik yang ada di Wamena, antarannya di distrik Walesi dan Napua. Fenomena ini biasa disebut warga setempat rumput Mey atau dalam bahasa daerah setempat, lagalaga eka atau owasiwasika. Diyakini bahwa rumput ungu ini bukan asli dari Wamena. Tapi fenomena Rumput Mei ini mulai muncul pada sekitar tahun 1970 hingga 1980 di Papua Pengunungan.
Nama yang sebenarnya dalam bahasa Hugula itu ada beberapa versi. Owasi-owasika secara etimologis berasal dari tiga kata, yakni; owa, owasi dan eka. Owa artinya dirinya atau padanya (dalam konteks ini pada rumput atau bunga ini). Owasi berarti bau (harum). Eka artinya daun.” Demikian dijelaskan Dr. Sumule Tumbo, Pj.Bupati Jayawijaya dalam Siaran Luar Negeri RRI, Rabu (1/5/2024).
Uniknya, rumput dengan dominan warna ungu ini hanya terjadi pada tanggal 5-14 Mei setiap tahunnya. Di atas tanggal 20 Mei, rumput itu mulai berubah warna. Sejak saat itulah, fenomena rumput ungu yang hanya terjadi pada bulan Mei sangat dinanti masyarakat Wamena. Fenomena alam ini sungguh fantastis dan menjadi hari spesial hampir dua pekan berlangsung.(Gadiel)
Penulis/Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.