Tahuna,kliktimur.com
Sekalipun pegangan ke arus kuat menuju kemenangan setiap Pasangan Calon (Paslon) itu masih mengawang dan belum dapat diprediksikan secara absolut, namun wacana terus berkembang deras. Publik tampungang lawo pun masih terus menerka nerka bahkan bertanya tanya.
Hasil penerawangan media ini, berangkat dari konstalasi yang belum berkepastian tetap, parpol parpol pengusung masih urung rembuk mencari formulasi yang dianggap mampu unggul jika dikoalisikan.
Seperti apa peluang dua parpol yang memenuhi prosentase untuk mengusung Paslon sendiri, yakni PDIP Sangihe dan Partai Nasdem, termasuk partai yang harus koalisi untuk menyentuh pentas antara lain Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, Hanura.
Mencermati konstalasi politik Sulut, yang bakal jadi acuan koalisi di kabupaten ini, hingga sepekan terahkir juga belum ada ketetapan dan masih terus bergulir. Bahkan Koalisi Solidaritas Sulut Maju (KSSM) yang dimotori awal tiga parpol yakni Golkar, Nasdem dan Gerindra, kehilangan keseimbangan, akibat sulitnya parpol lain untuk menyatukan tekad.
Dari awal Demokrat, PKB, PSI, Hanura tak menemui titik temu dengan KSSM. Belakangan Golkar dan Nasdem dikabarkan mundur sehingga koalisi yang niatnya head to head dengan parpol terbesar perolehan kursi di Sulut yakni PDIP, kehilangan pegangan.
Sambil menunggu pergerakan koalisi parpol di Sulut untuk pentas gubernur, figur figur pilkada Sangihe yang punya nyali dan bahkan tengah mempersiapkan diri koalisi untuk naik pentas pilkada di kepulauan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Philipina ini kian terang. Partai Nasdem yang siap dengan kandidat Bupati Michael Thungari (MT) sudah mempersiapkan tak kurang dari 6 calon wakil bupati.
Demikian pula PDIP, isu santer berkembangan deras akan mempersiapkan dr Rinny Silangen Tamuntuan (RST) naik pentas. Sementara dari kubu beringin Sangihe tak hanya figur yang masih sulit di baca, parpol langganan jadi penguasa itu, kali ini kurang beruntung di pemilu 2024. Sejumlah kalangan mengakui bahwa untuk memastikan siapa Paslon yang berpeluang masih sulit diprediksi peluangnya, dengan alasan, belum diketahui pasti figur figur yang mana akan jadi Paslon.
Situasi politik di Sulut turbulensinya kian bergetar kencang, bila dikaitkan dengan bocoran langsung dari panggung politik Sulawesi Utara. Siapapun akan kaget mendengar info paling terahkir bahwa PDIP pemilik kursi terbesar cikal bakal disandingkan dengan partai Gerindra Sulut. Entah siapa kandidat yang akan dipasangkan, namun rekomendasi penyatuan Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan dihidupkan di Sulut. Seterusnya gerbong besar besar itu pilih jalur rekonsiliasi dengan parpol pemilik kursi signifikan di Sulut maupun di DPR RI yakni parpol besutan Megawati Soekarno Putri PDIP.
Info terbaru ini kemudian menggiring komitmen komitmen yang sempat terbangun di kabupaten / kota se Sulut dipastikan daur ulang, Sebab sejumlah pengamat memprediksi, jika KIM koalisi dengan PDIP akan ada dua kemungkinan terjadi. Pertama, KIM berkumpul dan koalisi dengan PDIP maka tinggal Nasdem yang akan jadi lawan tanding koalisi besar itu. Kalaupun Nasdem bernyali rangkul PKB dan memenuhi prosentase bisa mengusung.
Sebab Demokrat yang hampir pasti mengusung Elly Engelbert Lasut (E2l) bersama beberapa parpol yang sempat bersepakat yakni Golkar, Nasdem, PSI, Perindo dan lain lain, kemungkinan kesulitan, karena rata rata pimpinan parpol di Jakarta, akan di rekrut melengkapi kabinet kepemimpinan Prabowo Gibran (Pragib) termasuk ketua Demokrat AHY dan ketua Golkar pusat Airlangga Hartarto. Hal kedua yang kemungkinan terjadi, apa mungkin Paslon kolaborasi besar PDIP KIM ke pentas pilkada gubernur Sulut akan melawan kotak kosong? “Pasangan yang mana pula yang akan terekrut, jika PDIP sudah menyatu dengan KIM, ini juga belum jelas.” Ujar sejumlah pengamat dalam diskusi ringan dialun alun kota Manado pekan lalu.
Mungkinkah Nasdem Sulut memenuhi prosentase jika ada dua parpol pendukung Amin bergabung. Bisa Jadi E2l – dan ketua Nasdem Sulut Viktor Mailangkay akan berhasil jadi Paslon. Bagaimana dengan arus dukungan Demokrat, apakah akan tetap mengikuti junjungannya E2L di Sulut, atau pasrah dengan kebijakan junjungan lebih tinggi di Jakarta. Ini tentu tidak bisa dibayangkan polemik internal yang akan berkecamuk. Bagi Golkar, Gerindra, Perindo, PSI dipastikan adem saja dan bakal ikut arus karena pimpinan mereka di Sulut, tak berambisi merebut kuasa di daerah ini, terutama ketua Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu (CEP) setelah ditetapkan berhasil masuk Senayan.
Banyak sumber berusaha dihubungi media ini, baik ke kubu KIM maupun PDIP Sulut, tapi belum ada satupun yang bisa menjelaskan tentang rencana besar penyatuan KIM dan PDIP itu. Namun yang pasti komunikasi terkait itu sudah di sampaikan ke ketua PDIP Sulut Olly Dondokambey ketika dirinya sedang berada diluar negeri. “Pasti akan terjadi demikian, kami punya keyakinan itu dan mendengar langsung rencana itu.” Tutup sumber yang mewanti wanti agar identitasnya tak disertakan.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.