Tahuna,kliktimur.com
Bercermin dari negara tirai bambu China saat penulis melakukan anjang sana hingga ke Zen Zen yang bersebelahan dengan Kepulauan Hongkong, lenggak lenggok tarian yang sesunguhnya tak menarik, tapi mampu dikemas secara apik dalam satu kawasan budaya dan itu salah satu daya tarik manca negara, datang pergi menyaksikan hiburan yang sesunguhnya tak ada apa apanya.
Budaya Masamper beberapa tahun terahkir rajin diperlombakan, tapi itu sekadar lomba saja rebut hadia dan jadi tontonan lokal yang mulai kebablasan. Dinas pariwisata harusnnya berfikir keras untuk membangun jaringan dan berusaha menciptakan kawasan budaya Sangihe untuk jadi daya tarik bagi pengunjung luas Sangihe termasuk mancanegara.
“Rupa nda mampu bafikir ini kadis terkait, kekayaan budaya Sangihe harusnnya mulai ikuti kemajuan daerah daerah lain yang bisa mendongkrak pendapatan perkapita masyarakat dari kemasan budaya lokal yang sungguh sungguh di berdayakan dan jadi daya tarik.”Kritik Pemerhati Sosial Sangihe Drs. Gabriel Mandiangan via ponsel ke media ini mencermati budaya Sangihe sama seperti lomba vokal group yang sudah jarang terlihat.
Mandiangan mengemukakan, banyak budaya budaya Sangihe yang bisa di kembangkan menjadi icon menarik minat para pengunjung dari luar Sangihe. Itulah sebabnya usul kepada pemerintah, agar dibuatkan semacam gedung theatre budaya yang intens dioperasikan. “Saya kira mulai saja dan di padukan dengan potensi wisata didaerah, agar Sangihe dapat terlihat lebih hidup. Kita belajar dari Jogya atau pulau Dewata bali, menarik minat pengunjung itu, Pemda terlebih instansi teknis harus mampu berfikir serius dalam mengemas Budaya daerah di satu kawasan menjadi pusat hiburan.” ujar Mandiangan.
Saat ini sambungnya, Masamper jika diseriusi dan kemasannya di kelola, Sangihe àkan bisa menjadikan budaya sebagai daya tarik. Ini melulu diperlombakan dan sekadar saja, jadi tontonan lokal dan begitu begitu dari waktu kewaktu. “Coba kedepan ada gedung theatre dalam satu kawasan, dipadukan dengan budaya budaya lain Sangihe dan dikemas menjadi menarik, lalu ciptakan jaringan perkunjungan dan budaya salah satu daya tarik selain panorama alam. Artinya Sangihe kedepan dibuat ada sesuatu, bukan cuma saraba Tidore dan kegelapan malam karena sering mati lampu listrik.” Kata Mandiangan.
Kota induk kabupaten Kepulauan Sangihe Tahuna, hanya sibuk dengan perdagangan dihari aktif, jelang malam tak ada kawasan yang bisa menjadikan kota lebih hidup untuk perputaran ekonomi secara intens. “Pengunjung siapa yang mau berlama lama dikota yang senyap tak bergeming.”tutup Mandiangan.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.