Manado,kliktimur.com
Konstalasi politik Sulut terus memanas. Namun apapun situasinya, ‘keterpaksaan’ atau biasa disebut pemaksaan kehendak terhadap keadaan harus dihindari karena bakal berimplikasi lain. Apalagi terlampau mengusik harga diri partai partai dan masyarakat. Kita tentu sangat berharap, para kandidat membangun Sulut dengan cara simpatik.
Prabowo sebagai pemenang di Pilpres, tentu tak menginginkan pula ada keterpaksaan di daerah termasuk di Sulut. Demikian penyampaian yang diutarakan pemerhati politik Sulut Drs. Gabriel Mandiangan saat berdiskusi dengan media ini menyikapi ketegangan yang kian kentara terutama di kubu Gerindra Sulut (26/07/2024).
Mandiangan mengemukakan arahan Prabowo sebagai pemenang Pilpres tidak harus dibuat tak simpatik. Benar Sulut harus dilanjutkan kemajuannya, akan tetapi dengan cara dan intrik yang kondusif.
“Sulut adalah tanah yang diberkati, tanah yang selalu damai. Sekalipun penuh intrik, sedapat mungkin lakukan pendekatan yang Arif dan bijaksana, agar rasa simpatik itu dapat diurai hingga kepelosok “tutur Mandiangan.
Kita sebagai warga Sulut sangat diuntungkan jika pilihan itu, landasan pijaknya terkoneksi dengan presiden terpilih, tapi harus dengan gaya kepemimpinan yang mampu menjembatani ragam kepentingan.
Hal yang patut diperhitungkan YSK yang sedang memimpin Gerindra Sulut lanjut Mandiangan, soal apa yang harus dilakukan ketika Koalisi Indonesia Maju (KIM) tak menyatu sebagaimana saat memenangkan pilpres.
Selain getarannya jauh berbeda, YSK patut punya ‘peluruh dingin’ untuk menembus perbedaan. Koalisi dengan partai yang infrastrukturnya mumpuni, tak lain PDIP miliki 19 kursi di DPRD Sulut. PDIP adalah partai yang paling memungkinkan diikat bersama untuk kemajuan daerah ini.
Hal yang sama disampaikan sejumlah kalangan, bahwa Gerindra sedang diatas angin, tapi tak serta merta harus ngotot segera melesat dan diakui semua pihak. Mencermati alur komunikasi yang sedang berlangsung dan sejumlah rekomendasi yang sudah di tangan beberapa kandidat, sewajarnya Gerindra merapat ke partai yang suaranya besar, apalagi sesama KIM telah memilih jalannya sendiri sendiri.
Dalam survey yang belum dapat dipastikan keakuratannya, Pasangan Lasut – Paruntu sedang memimpin, sekalipun itu tak harus jadi pegangan, karena tak jarang survey bertolak belakang. Meski demikian lawan tanding perlu menghitung lebih akurat dalam menyimpulkan pasangan calon (Paslon).
Dalam hitungan beberapa unsur lain, Paket Calon Drs. Steven Kandouw (SK) – Yulius Selvanus Komaling (YSK) SK-YSK nilai banyak kalangan, adalah perpaduan yang final mengungguli pertarungan pilkada akhir tahun 2024 ini. Kalaupun komunikasi itu terbangun. Jika Gerindra berkeinginan lain, YSK- dr. Fransiscus Andi Silangen (FAS) adalah alternatif yang tak kalah bersaing.
“Soal ini kita tunggu saja perkembangannya.”Tutur petinggi PDIP Sulut.
Adapun kesimpulan sementara mencoba wacanakan pasangan YSK – Viktor Mailangkay (VM) YSK-VM, dari partai Nasdem, adalah bagian dari dinamika politik dan ini juga menurut sejumlah petinggi parpol di Sulut, merupakan sikap, agar Gerindra tetap kolaborasi, selain untuk memenuhi syarat mengusung juga memperbesar kekuatan, mengingat Gerindra Sulut tak signifikan suaranya ke legislatif daerah ini. Wacana tersebut, juga sedang mengukur elektabilitas Tatong Bara yang sedari awal siap dipasangkan dengan YSK.
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web Editor : Yamamoto
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.