Wamena,Kliktimur.com
Akibat tidak adanya akses jalan masuk yang memadai ke sawah mereka, kelompok tani padi Kampung Kosiyhilapok Distrik Hubikosi, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, terancam tidak bisa mengolah sawah mereka pada musim tanam 2025. Selain itu, kelompok tani tersebut juga mengeluh karena kekurangan alat-alat pertanian.
Ketua Kelompok Tani Waroi, Ananias Hilapok dalam percakapan dengan Kliktimur.com, Kamis (20/02-2025), di Wamena mengatakan, selain akses jalan masuk ke sawah, mereka juga mengalami kekurangan pasokan air, tidak punya alat perontok padi, mesin babat, sarung, dan sabit pemotong padi.
“Kami berharap, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dapat memberikan perhatian agar kami bisa bertani secara baik,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya, Hendri Tetelepa yang ditemui terpisah menjelaskan, pihaknya sudah menerima sejumlah usulan dari kelompok tani Kosiyhilapok. Salah satunya adalah pembangunan jalan usaha tani yang memadai agar sentra-sentra produksi dapat dijangkau secara baik.
“Khusus sentra produksi kelompok tani (Poktan) Waroi, kami akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan OPD terkait yang Tupoksinya di bidang tersebut,” ujar Tetelepa.
Menurutnya, pembangunan akses jalan ke sentra-sentra produksi padi untuk Kabupaten Jayawijaya, tetap akan disampaikan saat pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan, sehingga semua sentra produksi bisa terhubung dengan baik satu sama lain.
Ia juga menjelaskan, musim panen yang baru selesai, tersebar pada 19 petak sawah dengan total luas 8,5 hektare. Jenis padi yang dibudidaya adalah jenis beras merah dan beras putih yang semuanya berasal dari Toraja.
Ia menjelaskan, Dinas Pertanian Jayawijaya saat ini bukan hanya meminta masyarakat untuk mengelola sawah untuk tanaman padi, tapi juga mendorong para petani untuk membuka lahan tanaman ubi dan tanaman pertanian lainnya.
“Kita akan terus membangun sinergitas dengan OPD lainnya, sehingga ke depannya kita bisa mempunyai kelompok-kelompok tani yang maju dan berhasil. Hasil pertanian mereka dapat diserap dengan baik melalui pasar murah, sehingga para petani selalu semangat bekerja,” paparnya.
Secara terpisah, Kepala Distrik Hubikosi, Tadius Kosiep mengatakan, pihaknya juga terus memberikan dorongan kepada para petani padi di wilayahnya untuk bisa menghasilkan padi berkualitas baik.
Menurutnya, sektor pertanian mendapatkan alokasi dana paling kecil dalam APBD Kabupaten Jayawijaya, sehingga petani juga diminta melakukan koordinasi dengan kepala kampung masing-masing agar bisa mendapatkan alokasi bantuan melalui anggaran dana desa. (gadiel gombo)
editor: rans lupani
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.