Tahuna, Kliktimur. com
Penganaktirian atau perlakuan stengah hati terhadap Kabupaten Kepulauan Sangihe yang ditunjukkan Pemprov Sulut saat ini, melahirkan berbagai reaksi dari sejumlah elemen masyarakat Tampungang lawo. Kekecewaan itu datang dari Founder Lintas utara, Ronny Serang disela dialog kolaborasi tim ‘Medongole’ dan ‘Sangihe Mebaweke’ (6/01/2025) di alun alun kota Tahuna
Menurut tokoh pemuda kepulauan ini, pemerintah provinsi sepertinya tak melihat Kabupaten Sangihe sebagai wilayah administrasi yang harus disokong dan dibantu secara intens. Perhatian itu berat sebelah dibanding kabupaten kota lain. Dirinya bahkan meminta, jika perhatian ke Sangihe seperti itu, sebaiknya Sangihe di keluarkan saja dari wilayah administrasi Sulut.
“Kami tak mengatakan bahwa pemerintahan provinsi tidak berbuat, tapi melihat volume kunjungan top eksekutif Pemprov ke daerah ini, dalam kontes perhatian lewat kunjungan lima tahun terakhir sangat kurang selain datang sekadar jalankan urusan politik. Gubernur Setelah empat kali tak menghadiri agenda menulude, pada hajatan adat 2025 atau di penghujung tugasnnya, hanya mengutus perwakilan Pemprov dari pejabat yang bukan eselon dua melainkan hanya Plt Sekwan.”tutur Serang dengan nada kecewa.
Serang mengemukakan warga kepulauan Sangihe sesunguhnya merindukan kepemimpinan akhir ODSK bisa hadir di kepulauan sekalian pamit kepada masyarakat tampungan lawo dimoment bersejarah Tulude. Namun sepertinya habis manis sepah di buang. Bagaimana pun kontribusi politik untuk memenangkan pasangan ODSK di 10 tahun terahkir sangat nyata dari kepulauan. Gubernur Sulut beberapa tahun belakangan menganggap daerah lintas batas bukan lagi sesuatu yang harus diperhatikan.
Jika perhatianya seperti itu, lanjut Serang ada baiknya kabupaten Kepulauan Sangihe dikeluarkan saja dari wilayah administrasi Sulut. “Untuk apa pula, bernaung terus di bawah pemerintahan Sulut, lalu perhatianya ditunjukan stengah hati.” Tegas Serang sembari menyebut jika kita hitung hitungan perhatian ke wilayah lain Sulut, Sangihe seperti dianaktirikan.
![](https://kliktimur.com/wp-content/uploads/2025/02/1000053048-1024x973.jpg)
Tokoh jurnalis perbatasan yang juga pemilik group Medsos terbesar yakni Potensi Pembangunan Sangihe Ara Fendy Gambate, mengutarakan hal yang sama. Memang untuk yang kesekian kali gubernur Sulut tak lagi hadir di moment Tulude, atau perkunjungan lain terkait kepentingan sangihe. “Kami jujur kecewa, untuk kepentingan Sangihe diabaikan gubernurnya.” tutur Fendi
Contoh lain pengelolaan tambang, hingga gubernur selesai masa jabatan, dibiarkan berpolemik, padahal provinsi bisa berpartisipasi aktif kepusat untuk kepentingan warga kepulauan. Saat ini dana publik termasuk Sangihe melorot dan ke pemimpinan ODSK seolah meninggalkan persoalan yang rumit.
![](https://kliktimur.com/wp-content/uploads/2025/02/1000053051-655x1024.jpg)
“Apanya yang hebat jika Sulut dan daerah pesisir seperti Kabupaten Kepulauan Sangihe, mungkin juga Talaud, diduga beda kepentingan politik tak masuk dalam skala prioritas. Semoga Ke pemimpinan gubernur yang baru YSK-VM, tidak lagi pilih kasih dan benar benar adil memperlakukan kabupaten/ kota di Sulut termasuk daerah lintas batas. “Kunci Fendi.
Editor : Meidi Pandean
Web : Yama
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.