Wamena, Kliktimur.com – Ibadah Pemulihan Hidup Warga Jayawijaya menjadi fokus utama dalam 100 hari pertama pemerintahan Bupati Athenius Murib, SH, MH dan Wakil Bupati Ronny Elopere. Kegiatan rohani ini disambut antusias oleh masyarakat dan didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan. Dukungan datang dari Gubernur DR (HC) John Tabo dan Wakil Gubernur Dr. Ones Pahabol.
Pada Kamis (31/07/2025), Wakil Gubernur Ones Pahabol menyerahkan bantuan sebesar Rp1 miliar kepada panitia selebrasi. Penyerahan berlangsung saat warga Jayawijaya melaksanakan doa puasa keluarga di rumah masing-masing secara serentak.
Bantuan ini menjadi simbol komitmen pemerintah dalam mendukung rekonsiliasi sosial dan pemulihan spiritual masyarakat. Dana digunakan untuk menyukseskan rangkaian kegiatan tiga hari yang sarat makna.
Kegiatan dibuka pada hari pertama dengan ibadah umum, yang melibatkan 17 denominasi gereja. Selanjutnya, masyarakat menjalani doa puasa dan refleksi di rumah masing-masing pada hari kedua. Sebagai puncak, hari ketiga akan diisi dengan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) akbar di halaman Kantor Bupati Jayawijaya.
Wagub Ones Pahabol menyatakan bahwa rekonsiliasi bukan hanya soal perdamaian. Ia menekankan pentingnya membangun kepercayaan yang sempat hilang.
“Ini tentang memulihkan relasi antarkelompok. Kita harus saling menghargai dan bersatu demi masa depan Papua Pegunungan yang damai dan bermartabat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Gubernur John Tabo memberi dukungan penuh, walau tidak hadir langsung. Pemerintah, katanya, telah menetapkan dua hari khusus untuk menyerap nilai keilahian warga dalam ibadah pemulihan ini.
Mengakhiri sambutannya, Pahabol mengutip Mazmur Daud 84:11a: “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.” Ucapan ini disambut tepuk tangan oleh jemaat yang hadir.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya Athenius Murib menilai kegiatan ini sebagai titik awal pemulihan hubungan sosial dan spiritual di daerahnya. Ia menyebut rekonsiliasi adalah proses sadar dan menyeluruh, mulai dari diri sendiri, lalu sesama, dan yang terutama kepada Tuhan.
“Kami ingin membangun masa depan dengan dasar kejujuran, kasih, dan pengampunan. Masyarakat kami perlu saling menghargai, tanpa melihat latar belakang,” ungkap Murib.
Ia berharap kegiatan ini menjadi awal dari lahirnya kembali semangat persatuan. Jayawijaya diharapkan menjadi contoh daerah yang rukun dalam keberagaman, dan damai dalam perbedaan. (gadiel gombo)
editor: rans lupani
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.