Wamena,kliktimur.com
Langkah stratejik dan upaya keras pemerintah daerah kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan untuk meredam konflik horisontal, terutama perang antara suku yang berkepanjangan, terus diintensifkan. Itulah sebabnya, pada Senin (09/09/2024), dinas Pariwisata dan Kebudayaan melaksanakan pertemuan sekaligus Rekonsiliasi budaya Masyarakat lembah Baliem di aula kantor Bupati Setempat.

Didampingi Pj.Bupati Jayawijaya Thonny Mayor, Sp.d, MM, Pertemuan yang dipimpin langsung Kadis Pariwisata dan kebudayaaan Engelbert Surabut,SE,MSi itu berlangsung lancar. Tema utama dalam pembahasan yang dihadiri kepala kepala suku wilayah Lapago yang mencakup antara lain, suku Lani, Yali, Walak, Nayak, dan suku suku lainnya dari luar Papua, seperti Toraja Sulawesi, Jawa, Kalimantan, Batak, sebagaimana terliput, erat kaitannya dengan pembahasan konflik dan upaya rekonsiliasi antar Suku.
Mengingat dan mengamati situasi di Wamena Jayawijaya Sebagai ibukota provinsi Papua Pengunungan, rentan masih terjadi segala bentuk kejahatan, mulai dari perampokan, aksi saling bunuh gunakan senjata tajam (sajam) membuat daerah pegunungan ini jauh dari kenyamanan dan sangat tidak kondusif.
Dampak buruk dari itu semua, akan sangat berpengaruh dan mengangu kehidupan Masyarakat lembah Baliem ini.”Masyarakat menjadi tidak tenang, perekonomian pun àkan sulit perkembangan, jika situasi ini tak dicari solusinya.” Ujar Kadis. Itu sebabnya, pertemuan ini merasa sangat penting harus dilakukan, agar kita secara bersama sama solusikan dan dapat menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat di kabupaten ini.
Hasil pembicaraan terkait,akan disepakatinya pembuatan aturan yang dituangkan dalam peraturan bupati (Perbup) atau Perda, tentu harus ditindak lanjuti suku masing masing untuk didiskusikan terlebih dahulu.
Dari hasil diskusi itu, nantinya akan ada pembahasan lanjutan yang diagendakan jembali. “Nanti setelah pertemuan internal suku masing masing, akan disimpulkan, untuk disepakati sebuah aturan mengikat yang nantinya àkan dituangkan dalam perda dengan melibatkan keputusan DPRD atau Perbup.” Ujar Kadis.
Pj. Bupati Kabupaten induk Jayawijaya Tonny Mayor, SPd, MM usai pertemuan mengemukakan bahwa langkah persuasif ini perlu dilakukan dan pemerintah daerah àkan mengambil peran, agar kenyamanan hidup dan aktifitas berusaha masyarakat di Lembah Baliem Wamena ini dapat di jamin. Hal ini perlu penyadaran kepada semua pihak, terutama suku suka baik dalam maupun dari luar Papua untuk duduk satu meja, bersepakat demi kenyamanan bersama.
Jika bergejolak terus menerus, yang rugi kita semua dan Wamena àkan semakin sulit berkembang.”Saya kira hal ini sangat positif dan ayo kita semua mendinginkan hati, Pimpinan agama juga sudah menyatukan presepsi, ciptakan perdamaian dan kenyamanan untuk kesinambungan Wamena sebagai ibu kota provinsi Papua pengunungan ini.” Ajaknya.(Gadielgombo)
Penulis / Editor : Meidi Pandean
Web : Yamamoto.
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.