Wamena,Kliktimur.com – Pola hidup tidak sehat yang didukung dengan sanitasi lingkungan yang kurang memadai, membuat tiga jenis penyakit seperti AIDS, TBC, dan malaria masih banyak diderita masyarakat di tanah Papua.
Menyadari keadaan itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) seluruh Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan, semakin memperkuat upaya penanganan ketiga jenis penyakit itu.
Untuk menetapkan langkah preventif pencegahan dan penanganan AIDS, TBC, dan malaria, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Provinsi Papua Pegunungan, menggelar lokakarya Petunjuk Teknis Integritas AIDS, TBC, malaria, dan Kebijakan Nasional tingkat Provinsi Papua Pegunungan.
Anggota Badan Eksekutif Adinkes Seluruh Indonesia Kemenkes RI, Ferdinan J Laihad, di Wamena, Selasa (19/08-2025) mengatakan, lokakarya Petunjuk Teknis (Juknis) Penanganan AIDS, TBC, dan malaria (ATM) dilaksanakan agar ketiga penyakit ini dapat dikendalikan dan diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan daerah.
“Lokakarya ini bertujuan agar semua program terkait penanganan ATM antara pusat dan daerah bisa sinkron untuk mencapai tujuan eliminasi,” ujarnya.
Menurutnya, pengendalian penyakit ATM tidak dapat dikerjakan hanya oleh Dinas Kesehatan, namun membutuhkan peran aktif lintas sektoral, baik pusat, daerah, maupun masyarakat pada umumnya.
“Dengan adanya dukungan lintas sektor dari lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, serta masyarakat, pasti kita dapat mengendalikan penyakit ATM di wilayah Papua Pegunungan,” paparnya.
Ia mengatakan, dalam upaya penanganan ini, Adinkes fokus pada enam daerah di Papua Pegunungan yang selama ini mendapat dukungan dari organisasi dana global untuk pemberantasan AIDS, TBC, dan malaria.
“Inisiatif ini sebenarnya dapat dikembangkan dalam penanganan penyakit ATM di kabupaten/kota se-Indonesia. Sementara global fund saat ini fokus untuk perencanaan dan penganan penyakit ini hanya di enam kabupaten yang dimonitor,” ujarnya.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Pegunungan, Wasuok D Siep mengatakan, penyakit ATM masih menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat. Angka prevalensi penyakit tersebut masih tinggi.
“Ketiga penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, namun juga pada pembangunan sosial, ekonomi, dan masa depan generasi di Papua Pegunungan,” ujarnya.
Makanya, kata Wasuok Siep, upaya penanggulangan dari pemerintah daerah yang terintegrasi dalam pembangunan kesehatan harus mampu merencanakan dan menganggarkan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan ATM.
“Pencegahan dan pengendalian penyakit ATM tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas kesehatan, tapi dibutuhkan lintas sektor, serta sinergi program dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Kegiatan lokakarya Juknis integritas ATM dan kebijakan nasional terkait ATM tingkat Provinsi Papua Pegunungan diikuti Dinkes Kabupaten Jayawijaya, Nduga, Yahukimo, Mamberamo Tengah, Yalimo, dan Pegunungan Bintang, berlangsung selama tiga hari sejak hari ini, 19 hingga 21 Agustus 2025. (gadiel gombo)
editor: rans lupani
Eksplorasi konten lain dari Kliktimur
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.