TAHUNA- Hampir pasti wanita paruh baya bernama lengkap Sangiang Yonas si penjual kue panada Ubi goreng asal Tinakareng kecamatan Nusa Tabukan ini, tak pernah merasakan kehidupan wah yang dipenuhi pernak pernik kenikmatan, sebagaimana kehidupan orang berada. Dan hampir pasti juga tak mengenal healing atau bersantai, karena diakunya, gerak langkah berkeliling jualan kue setiap hari adalah nafas membantu suami yang kadang tak punya borongan kerja.
Ditemui disela sela dirinya sedang menjajakan kue tradisional seputaran taman Kota Tahuna, Sosok wanita tua berusia 64 tahun awalnya sedikit malu malu melewati kerumunan wartawan. Dengan senyum tipis dirinya perlahan menawarkan jualan kue yang ditenteng setiap harinya berkeliling sebagian wilayah kecamatan Tahuna Timur atau seputaran kantor pemerintah dan sekolah sekolah yang ada dekat Taman kota.
Sambil mengisi kue tradisional Sangihe yang lesat dalam kantong kresek putih, ibu yang mengaku sudah 20 tahun berkeliling jualan kue ini, sempat berkisah saat disodorkan beberapa pertanyaan.” kita pe anak dua so sarjana, dan jualan kecil ini hasilnya sangat menbantu kami.” Ujar Oma Sangiang. Dirinya bersama suami dan dua anaknya yang masih kecil, hijrah ke Tahuna 22 tahun silam dari Pulau Tinakareng.
Kedatangan ke kota Tahuna tak lain mengawasi anak anak menempu pendidikan dasar sekalian mencoba peruntungan hidup dikota. Hanya bekal tekat dan semangat, keluarga kecil ini mulai menjalani kehidupan, numpang disalah satu pekarangan, dimana pondokan sederhana yang dibuat suaminya kebetulan seorang tukang itu di bangun. Dalam keseharian yang penuh pergumulan, dia dan suami menjalani penghidupan apa adanya tanpa mengeluh apalagi berkeluh kesah
Memutuskan untuk berjualan kue, tak lain ingin membantu suami yang tak jarang ganggur karena pekerjaaan bagunan fluktuatif atau jarang jarang. Tanpa merasa gengsi dan membuang rasa malu, kue tradisional yang bahannya terbuat dari parutan singkong dan ikan tongkol kering itu, diracik sendiri. Usai menggoreng, dirinya mulai berkeliling dan menjajakan kue yang masih digandrungi masyarakat kepulauan.Sekalipun hasilnya kecil, namun diakuinya sangat membantu untuk menyekolahkan anak anaknya.
Tak terasa, seiring usianya terus menua, anak anak mereka bertumbuh dewasa dan hasil jualan, kongsi dengan pendapatan pekerjaan suami yang juga kadang tak cukup, selain bisa memenuhi kebutuhan sehari hari, pendidikan anak anak wanita lansia yang tampak masih segar bugar itu terus berlanjut hingga tak terasa mereka selesai kulia dan berhasil menyandang gelar sarjana. “Oma pe anak anak sudah bekerja dan bahkan sudah berkeluarga.” Tuturnya.
Kerja keras tanpa bersungut bahkan membuang jauh jauh rasa malu, oma yang mengaku dirinya selalu sehat sekalipun sudah lansia. Dia mengaku pada usia setua itu, tak ada sakit penyakit yang menghalangi dirinya menjajakan kue keliling sebagian wilayah kecamatan dimana istana bupati kabupaten Kepulauan Sangihe dibangun. Jarang sakit dan tubuhnya normal tanpa ada satupun penyakit tua yang biasanya dialami banyak masyarakat lansia umumnya. Ketekunan berkatifitas jalan kaki keliling jualan setiap hari, selain dapat berkah, mampu menyekolahkan anak anak juga kesehatan tubuhnya dihari senja.
Menarik kesimpulan dari penghidupan Oma Sangiang yang tak muda lagi itu, aktifitas jalan kaki sambil menenteng jualan kesegala sudut itu, diakuinya membuat dirinya sehat hingga saat ini. “so dua puluh tahun, berkeliling, nda ada asam urat dan penyakit lain lain karena setiap hari berkeringat juga lutut sudah terlatih.” Ujarnya sembari memberi inspirasi bahwa sekalipun dari keluarga kecil yang hidup pas pasan, dia dan suami bisa mendampingi anak anak peroleh pendidikan tingggi.
Dalam hidup diakuinya harus punya tekat dan tidak boleh malas malasan apalagi gengsi “Anakku kai seng melelarang kuha e wade mebaru kukise, hedong isire mengeli belanja, tapi ia seng mangurang ini, tetap bajual seng nawiasa. ( Anak kami sudah melarang jualan kue, dan nanti mereka kasih uang belanja, tapi sekalipun sudah tua, tetap saja berjualan karena telah terbiasa) ” Tutup Oma Sangiang gunakan dialeg kepulauan Sangihe sambil mengakhiri kisahnya yang cukup inspiratif ini. “Sehat selalu oma,” Ujar salah satu teman pers yang juga mendengar kisah singkat Oma yang tetap tegap tegar berkeliling di usia senja.
Editor / Penulis MP
Web : Yamamoto
i
Discover more from Kliktimur
Subscribe to get the latest posts sent to your email.